Pada Minggu pagi keesokan harinya, Marlina terkejut mengetahui kondisi rumahnya setelah dicek oleh suaminya.
Dia pun dan keluarga sementara tak bisa pulang dari pengungsian karena kondisi tersebut.
"Yang benar-benar rumahnya ketumpuk (serpihan proyektil) belum bisa (pulang), termasuk rumah saya. Tadi suami ngecek ke rumah. Jendela, pintu jebol, genteng jebol, plafon semua ambruk, pokoknya semua rusak," ungkapnya.
Korban selamat lainnya, Irma, menceritakan bahwa rumahnya berjarak kurang dari 50 meter dari Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) milik TNI itu.
"Rumah saya ambruk, kamar rusak, ruang depan rusak, semuanya rusak, harta yang terbawa kendaraan aja motor," kata Irma, Minggu (31/3/2024).
Irma tak menyangka kejadian ini menimpanya setelah tinggal di dekat gudang amunisi itu selama puluhan tahun.
Suara tembakan yang sebelumnya terkadang terdengar dari sekitar lokasi gudang itu dia anggap sebagai hal yang sudah biasa.
"Baru ada kayak gini, selama 30 tahun tinggal. Tahu di situ ada gudang, awalnya emang gak ada keresahan. Sudah biasa sering ada suara tembakan juga, katanya sih latihan," ungkapnya.
Trauma pun kini dirasakan oleh Irma dan keluarga serta berharap bisa pindah rumah dari lokasi dekat gudang amunisi tersebut.
"Saya dengar ada kali 10 ledakan. Yang kedua aja udah gede, baru asap, tapi ledakan terus-menerus. Harapannya pengen diganti, terus ya diganti dulu, (baru) pindah. Soalnya ketakutan terus," ungkapnya.
TNI Akan Mengganti Kerusakan yang Dialami Warga
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto mengatakan pihaknya akan mengganti rugi rumah yang terdampak ledakan Gudang Amunisi.
Agus menyampaikan pihaknya sedang mendata rumah yang terdampak ledakan.
Nantinya, TNI berkomitmen mengganti rugi kerusakan yang dialami warga.
"Tentu nanti kita akan data akan sisi oleh aparat teritorial sekarang sedang bekerja nanti apabila ada kerusakan di rumah masyarakat akan kita ganti," ucap Agus saat meninjau lokasi Gudang Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bekasi, Minggu (31/3/2024).
Sejauh ini, Agus menunturkan pihaknya akan mengganti rugi kerusakan rumah warga terdampak berjarak hingga 2 Km dari gudang Kodam Jaya. Anggotanya pun masih melakukan pendataan.
"(Ganti rugi) di seluruh wilayah sekitar Gudmurah Jaya radius 2 Km," ucapnya.
Agus Subiayanto pun mengatakan diduga ledakan dipicu gesekan amunisi kedaluwarsa atau expired.
"Ya masih dicari penyebabnya. Tapi untuk penyebab kemungkinan yang tadi saya sampaikan itu dari gesekan (amunisi expired) karena labil tersebut ya," ucap dia.
Agus mengungkapkan bahwa amunisi yang sudah kedaluwarsa memang relatif lebih labil.
Karena itu, gesekan maupun terpapar panas bisa menjadi pemicu amunisi tersebut meledak.
"Memang kalau sudah expired itu relatif labil. Dia kena gesekan, kena panas pun mudah meledak," ucapnya.
Lebih lanjut, Agus menuturkan bahwa pihaknya memang sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) tersendiri untuk menyimpan amunisi kedaluwarsa tersebut.
"Kita punya SOP penggunannya itu di bawah tanah. Karena labil tersebut sewaktu-waktu bisa meledak. Itu SOP kita penyimpanannya di bawah tanah dan ada tanggul jauh dari pemukiman warga," katanya.
Ia menambahkan amunisi kedaluwarsa itu tidak akan disimpan selamanya di gudang TNI.
Nantinya, amunisi itu seharusnya dilakukan proses disposal usai dilakukan proses verifikasi.
Namun sayang, amunisi kedaluwarsa itu terlebih dahulu meledak sebelum dilakukan disposal.
Menurutnya, hal ini akan menjadi evaluasi agar waktu disposal bisa dipercepat agar kejadian tidak terulang.
"Kita akan secepatnya apabila itu sudah terkumpul akan secepatnya diperiksa dan didisposal. Karena kita sedang menunggu tahap tahap tadi itu. Tetapi sebelum waktu disposal sudah meledak. Karena tadi itu sensitif itu munisi tersebut," pungkasnya.
(Tribunnews.com/ Igman/ tribunnewsbogor.com/ Muamarrudin Irfani)