Kondisi saat ini, kata Jessix, kolong yang sudah berubah menjadi kolam penampungan air, kerap digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan.
Ironisnya, lokasi tersebut juga menjadi tempat bermain anak-anak.
"Belum ada plang setidaknya menyatakan ini belum direklamasi, artinya belum aman," ujar Jessix.
Baca juga: Profil Sandra Dewi, Istri Harvey Moeis Tersangka ke-16 Korupsi Timah, Jarang Diterpa Gosip Miring
Kolong juga berpotensi menjadi tempat peralihan habitat reptil seperti buaya, serta memicu perkembangan jentik nyamuk.
Ini tentunya membahayakan keselamatan dan kesehatan masyarakat.
Jessix juga merujuk dokumen informasi kinerja yang diterbitkan Dinas Lingkungan Hidup Bangka Belitung pada 2021 terkait adanya ancaman radiasi di bekas galian tambang.
"Ini memang perlu studi mendalam untuk mengetahui dampaknya. Apakah bisa mempercepat penyakit seperti lever atau kanker payudara," kata Jessix.
Menurut Jessix, potensi radiasi memang bukan anggapan semata.
Sebab selama ini Bangka Belitung diketahui memiliki kandungan mineral ikutan timah yang bersifat radioaktif.
Salah satunya berupa Thorium yang diyakini memiliki kualitas lebih baik dibanding negara lainnya.
"Thorium kita disebut sudah tua dengan kualitas yang diyakini lebih baik. India juga punya, tapi masih muda."
"Sementara China juga pernah bicara Thorium, tapi kita tidak tahu apakah sumbernya dari Bangka Belitung atau mereka sendiri yang punya," ungkap Jessix. (tribun network/thf/Bangkapos.com/Wartakotalive.com)