Sebby Sambom menegaskan, sayap militer OPM yang eksis berjuang di seluruh Tanah Papua adalah Komnas TPNPB-OPM di bawah pimpinan Goliat Tabuni dan Lekagak Telenggen.
Dia mengatakan bahwa West Papua Army didirikan Benny Wenda di Vanimo Papua Nugini.
Menurut Sebby Sambom, West Papua Army saat ini dipimpin Damianus Magai Yogi merusak persatuan dan perjuangan Papua Merdeka.
"Maka kami tidak akan mengakui. Kami tegas menolak kelompok Benny Wenda, Damianus Magai Yogi dan Menaseh Tabuni," tegas Sebby Sambom.
Demianus Magay Yogi langsung merespon pernyataan Sebby Sambom.
"Saya sangat mengapresiasi anda dan tidak pernah mengubah posisi yang anda tempatkan sendiri tanpa melalui forum manapun memilih anda menjadi Juru Bicara Tentara Papua Barat. Pekerjaan anda menengahi, anda bukan militer," ujar Damianus Magai Yogi, dilansir dari thetpnpbnews.com.
Dia menjelaskan bahwa kehadiran West Papua Army melanjutkan sejarah lama yang dibuka oleh orang tua.
"Orang tua saya dan saudara laki-laki saya berkorban dengan cara ini. Anda adalah sipil yang selalu menyerang saya. Saya masih mengatur pasukan saya di Ilaga, Puncak, Timika, Intan Jaya, Nduga, Deiyai, Dogiay, Paniai, Nabire, Fakfak dan Kaimana termasuk lapago," katanya.
"Kami tidak bertarung di media seperti Anda. Kami bertarung dalam pertarungan nyata, serang musuh di sana. Sebenarnya, saya generasi baru. Semua keluarga saya mati di jalan kebebasan ini, saya tidak akan mengkhianati mereka tetapi terus berjuang melawan musuh Indonesia. Kami menggunakan dokumen dan gerakan yang sama," tambah Damianus Magai Yogi.
Dia mengingatkan Sebby Sambom untuk berhenti mengganggunya.
"Saya ingatkan, Anda boleh berhenti mengganggu saya, saya akan menghentikan posisi fungsional Anda," ancam Damianus Magai Yogi.
Masa Kecil Demianus
Damianus Magai salah satu anak kandung dari Tadeus Yogi, tokoh TPN-OPM, kini dikenal sebagai TPNPB di Wilayah Adat Meepago, Papua.
Mengutip Pos Kupang, pada November 2021 lalu, Damianus Yogi menuturkan bagaimana kisah hidupnya.
Sejak kecil, ia menyaksikan perjuangan ayahnya melakukan perlawanan bersenjata melawan aparat keamanan TNI/Polri membuat kisah hidupnya tak pernah sama dengan kisah anak-anak pada umumnya.
Damianus Yogi yang lahir pada 1994 menjadi saksi bagaimana keluarganya selalu dalam ancaman.
Bila Demianus Yogi ingin menjumpai ayahnya yang berada di hutan, Demianus harus bersurat dulu.
Hal itu dilakukannya untuk mencegah risiko bagi ayahnya.
Demianus Yogi yang bersekolah di Paniai dulu bercita-cita ingin menjadi Tentara Perdamaian.
Namun situasi dan keamanan yang tidak kondusif membuat mimpinya kandas.
Di bangku kelas 5 SD, cita-cita itu pupus lantaran ia tidak bisa lagi melanjutkan sekolahnya, gara-gara ia dan ibunya menjadi incaran aparat.
Demianus mengenang, cita-citanya gagal tercapai bukan karena ia malas bersekolah, namun karena keselamatan dirinya selalu terancam.
Ia mengatakan apa yang dialaminya juga dirasakan oleh anak keturunan para tokoh OPM dan TPN lainnya.
"Di daerah lain di Papua, yang menyaksikan konflik hingga keluarga mereka tewas akibat ditembak aparat, juga merasakan hal seperti yang saya alami," katanya.
Demianus meyakini, sepanjang Indonesia masih menduduki Papua, Orang Asli Papua (OAP), khususnya anak-anak para tokoh OPM, tidak akan pernah mengalami hidup yang baik.
Demianus merasa, semenjak tahun 1961 hingga sekarang pemerintah Indonesia belum menganggap Orang Asli Papua sebagai bagian dari Indonesia.
Di pihak lain, TPNPB juga belum beranggapan bahwa Papua dan Orang Asli Papua adalah bagian dari Indonesia.