Baru pada 1922, Balai Pustaka menerbitkan versi translasi buku dari Abendanon dengan bahasa Melayu yang diberi judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Buah Pikiran.
Baca juga: Kumpulan Kutipan Inspiratif dari RA Kartini untuk Peringati Hari Kartini 21 April 2024
Setelah itu, pada 1938, salah satu sastrawan bernama Armijn Pane yang masuk dalam golongan Pujangga Baru menerbitkan versi translasinya sendiri dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Versi milik Pane membagi buku ini dalam lima bab untuk menunjukkan cara berpikir Kartini yang terus berubah.
Beberapa translasi dalam bahasa lain juga mulai muncul, dan semua ini dilakukan agar tidak ada yang melupakan sejarah perjuangan RA Kartini semasa hidupnya.
Pemikiran Kartini banyak mengubah pola pikir masyarakat Belanda terhadap wanita pribumi ketika itu.
Tulisan-tulisannya juga menjadi inspirasi bagi para tokoh-tokoh Indonesia kala itu seperti W.R. Soepratman yang kemudian membuat lagu yang berjudul Ibu Kita Kartini.
Presiden Soekarno kala itu pada tanggal 2 Mei 1964 mengeluarkan instruksi berupa Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964.
Instruksi tersebut berisi penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Selain itu, Soekarno juga menetapkan hari lahir Kartini tanggal 21 April, diperingati sebagai Hari Kartini sampai sekarang.
(Tribunnews.com/Latifah)