Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengungkapkan NU sudah sejak lama mundur dari politik praktiks dan tidak lagi menjadi partai politik.
Sejak itu, Gus Yahya mengungkapkan NU tidak lagi berkampanye untuk mengajak masyarakat bergabung.
"Sebetulnya sejak NU mengundurkan diri dari politik praktis dan kembali menjadi jam'iyah organisasi kemasyarakatan NU itu sudah tidak pernah lagi berkampanye ngajak-ngajak orang masuk NU. Kalau waktu itu jadi partai jelas namanya juga partai politik tapi setelah mundur dari politik praktis tidak pernah lagi ada kampanye ngajak orang masuk NU tidak pernah," tutur Gus Yahya dalam sambutannya pada acara halalbihalal PBNU di Kantor PBNU, Jln Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2024).
Baca juga: Ketum PBNU Gus Yahya Dipilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat UI Periode 2024–2029
Menurut Gus Yahya, sejak itu PBNU melakukan dakwah diniyah, yakni ajakan keagamaan dan pendidikan keagamaan.
NU, kata Gus Yahya, berupaya untuk membantu masyarakat dalam bidang sosial.
"Kalaupun ada hal-hal yang menjadi hajat masyarakat banyak yang kemudian oleh Nahdlatul Ulama diupayakan untuk membantu menyediakan fasilitas ini sekedar sebagai pemenuhan dari rasa terpanggil NU untuk masyarakat," tutur Gus Yahya.
Meski tidak lagi menjadi partai politik dan berkampanye, Gus Yahya mengungkapkan justru masyarakat berbondong-bondong bergabung dengan NU.
"Tidak pernah lagi NU, ada kampanye ngajak orang untuk menjadi anggota, tetapi atas kehendak Allah entah kenapa. Saya sendiri sampai sekarang juga masih belum menemukan kesimpulan, entah kenapa masyarakat yang berbondong-bondong ingin bergabung dengan NU. Bahkan merasa dirinya adalah bagian dari NU dari waktu ke waktu terus berkembang membesar luar biasa," kata Gus Yahya.
Dirinya mengungkapkan saat menjadi partai, NU justru hanya memiliki suara 18 persen.
Suara itu, kata Gus Yahya, jauh dari perolehan suara Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, pada Pilpres 2024.
"Pada waktu NU jadi parpol perolehan suaranya cuma 18 persen jauh dari suara Pak Prabowo yang 97, persen tapi survei terakhir dari jumlah lembaga menunjukkan hasil yang konsisten bahwa masyarakat Indonesia yang merasa mengklaim dirinya sebagai bagian dari NU sudah lebih dari separuh penduduk Indonesia," ungkap Gus Yahya.
Baca juga: Hadir di Kantor PBNU, Gibran Langsung Disambut Ketua Umum Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama
Gus Yahya membeberkan bahwa sejumlah hasil lembaga survei menyebut masyarakat yang menjadi warga Nahdliyin mencapai lebih dari 50 persen.
Seperti diketahui, halalbihalal PBNU ini dihadiri oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Investasi/Kepala BKPM RI Bahlil Lahadalia, Menteri PPN RI/ Bappenas Suharso Monoarfa dan, Menteri Informatika dan Komunilkasi Budi Arie Setiadi juga dijadwalkan ikut hadir.
Kemudian, halal bihalal itu juga akan dihadiri oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal TNI Agus Subiyanto, beserta Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Inspektur Jenderal Polisi Karyoto, dan Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta Mayjen TNI Mohamad Hasan.
Lebih dari itu, Duta besar (Dubes) negara sahabat seperti Dubes Palestina juga dikonfirmasi akan menghadiri acara itu. Selanjutnya terdapat Dubes Arab Mesir, Dubes Uni Eropa, Dubes Republik Federasi Brazil, Dubes Kerajaan Hasimiah Yordania, Dubes Kerajaan Maroko, Dubes Malaysia, Dubes Republik India, Dubes Inggris, beserta Perwakilan dari Republik Singapura.