Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi, mengungkapkan saat ini Indonesia mengalami kekurangan guru.
Dirinya mengungkapkan hal ini merupakan kondisi yang mengkhawatirkan.
"Jadi, kami merasa khawatir dengan kondisi guru saat ini. Profesi ini makin ditinggalkan, karena banyak yang tidak tertarik menjadi guru lagi," kata Unifah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Unifah seusai Seminar Internasional tentang Go Public Fund Education di Gedung Guru PGRI, Jakarta.
Unifah mengatakan guru memiliki beban kerja yang berat, tetapi tidak diimbangi dengan kesejahteraan serta perlindungan membuat profesi ini makin dijauhi oleh milenial.
Kondisi ini, kata Unifah, makin mengkhawatirkan jika tidak ada gebrakan dari pemerintah.
"Guru harus menjadi profesi yang aman dan menjanjikan agar tidak ada yang berpikir untuk pindah profesi," jelasnya.
Di Indonesia, Unifah mengungkapkan jumlah guru honorer masih banyak.
Pemerintah sejauh ini baru mengangkat 500 ribu lebih guru honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dari kebutuhan 1,2 juta guru ASN.
PGRI, kata Unifah, mendesak agar pemerintah segera mengangkat guru honorer menjadi ASN PPPK maupun PNS.
Pengangkatan PPPK ini, menurut Uni, harus dibarengi dengan penguatan status dan kesejahteraannya.
Salah satunya sistem kontrak tahunan diganti dengan perpanjangan otomatis sampai batas usia pensiun (BUP) 60 tahun.