6. PKS: 12.781.353 (8,42 persen)
7. Demokrat: 11.283.160 (7,43 persen)
8. PAN: 10.984.003 (7,24 persen)
Dari hasil perolehan suara di atas terlihat suara PKS adalah 8,42 persen sementara PDIP 16,72 persen yang jika ditolak sekitar 25 persen.
Artinya suara PKS-PDIP 25 persen di parlemen masih kalah dari suara parpol pendukung Prabowo-Gibran 75 persen.
Tapi PKS dan PDIP Sulit Bersatu
Kendati demikian PKS dan PDIP disebut sulit kompak menjadi oposisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai basis ideologi PDIP dan PKS sangat berbeda, bahkan bertentangan.
“PDIP dan PKS ibarat air dan minyak, basis ideologinya sangat berbeda, bahkan bertolak belakang,” kata Umam, Kamis (25/4/2024) dikutip dari Kompas.com.
Umam mengatakan PDIP dan PKS memang berpeluang memainkan peran kritis dalam konteks kebijakan publik.
Namun keduanya diyakini akan kesulitan untuk membangun gerakan politik oposisional yang solid dan memadai lantaran ada akar faksinalisme akut akibat perbedaan ideologi.
“Jika PKS dan PDIP menjadi kekuatan oposisi, maka hal itu akan menguntungkan pemerintahan Prabowo-Gibran,” ujar Umam.
Di sisi lain, koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran semakin gemuk dengan tambahan dukungan Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Umam mengatakan Koalisi Indonesia Maju memang masih membutuhkan kekuatan tambahan.