News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Prabowo Gibran

Pengamat Prediksi Prabowo Bakal Pilih PKS Dibanding Partai Gelora, Ini Analisisnya

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah meyakini Prabowo bakal memilih PKS dibandingkan partai Gelora.

Diketahui belakangan ini PKS dikabarkan akan masuk ke partai koalisi Prabowo-Gibran.

Sementara itu Partai Gelora terang-terangan menolak hal itu.

"Konflik argumentasi antara partai Gelora dengan PKS ini. Saya kira tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam proses koalisi Prabowo Subianto untuk membentuk kabinet," kata Dedi dihubungi Jumat (3/5/2024).

Menurutnya hal itu dikarenakan Partai Gelora sebetulnya tidak memiliki bergaining power yang cukup kuat.

Baca juga: PKS Diyakini Bakal Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Gelora Bakal Ditinggalkan

Bahkan di internal koalisi Prabowo sekalipun.

"Mereka (Gelora) tidak punya kekuatan apa-apa di parlemen. Padahal pemerintah memerlukan dukungan parlemen untuk menyokong jalannya pemerintahan ke depan," jelasnya.

Atas hal itu ia meyakini PKS bisa masuk ke koalisi partai politik Prabowo-Gibran.

Baca juga: Gerindra Sebut Prabowo Tetap Terbuka Bagi PKS Gabung Koalisi di Tengah Penolakan Gelora

"Kalau ditimbang misalnya apakah kemudian PKS ini bisa masuk atau tidak. Saya kira jelas bisa masuk posisi PKS cukup signifikan di parlemen. Itu akan mempengaruhi dominasi pemerintahan Prabowo," ujarnya.

Kemudian Dedi juga menjelaskan dari sisi ketokohan pengaruh politik PKS lebih diunggulkan dibanding partai Gelora.

"Prabowo lebih diuntungkan kalau didukung oleh PKS dibandingkan Partai Gelora. Bahkan kalau Gelora ada di kabinet sekalipun," kata Dedi.

"Saya kira pertimbangannya bukan karena faktor parpol. Tetapi lebih pada faktor personal tokoh-tokohnya yang memang sudah membantu di Pilpres 2024," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini