News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Ganjar Pilih Jadi Oposisi Prabowo-Gibran: PDIP Beri Pujian, Gerindra dan Golkar Beda Pandangan 

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berjabat tangan disela-sela persidangan putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Pemilu (PHPU) 2024 di Gedung MK, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024). Terkini, Ganjar telah mendeklarasikan diri sebagai oposisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah partai bereaksi atas deklarasi Ganjar Pranowo sebagai oposisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sebelumnya, pernyataan itu disampaikan Ganjar dalam acara Halalbihalal TPN Ganjar-Mahfud di Rumah Pemenangan, Jalan Teuku Umar Nomor 9, Menteng, Jakarta, pada Senin (6/5/2024).

Dalam pernyataannya, Ganjar mengaku akan tetap mengawal pemerintahan Prabowo-Gibran, tetapi dengan cara lain.

Ganjar lebih memilih menjadi oposisi karena ingin menunjukkan moralitas politik.

Ia ingin cara berpolitik di Indonesia naik kelas dan menjadi terhormat.

Meski enggan bergabung, Ganjar mengaku akan tetap menghormati pemerintahan Prabowo-Gibran lima tahun ke depan.

"Untuk mencintai republik ini, kita akan mengawal dengan cara lain dan saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini," ucapnya.

PDIP, Partai Golkar, hingga Gerindra pun memberikan respons berbeda terkait keputusan Ganjar menjadi oposisi.

PDIP Bangga

Terkait keputusan Ganjar, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan rasa bangganya kepada eks Gubernur Jawa Tengah itu.

Baca juga: Ganjar Mantap Sebagai Oposisi, Wacana Klub Presiden Dinilai Sulit Terealisasi

Hasto menyebut Ganjar telah menunjukkan sikap seorang negarawan yang baik.

Selain itu, Hasto juga menegaskan sikap Ganjar mencerminkan sikap PDIP.

"Ya tentu saja (mencerminkan sikap partai), karena ini merupakan sikap kenegarawanan, sikap yang sangat baik," kata Hasto di Posko Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Senin.

Hasto menegaskan, kekalahan di Pilpres 2024 tidak akan melunturkan sikap partai pengusung Ganjar-Mahfud untuk berdedikasi dan mengabdi kepada bangsa.

Terlebih, saat ini Indonesia tengah mengalami berbagai persoalan. Mulai dari masalah pangan, investasi, hingga masalah geopolitik lainnya.

"Semua membutuhkan uluran gotong royong dari seluruh komponen bangsa. Itu lah energi yang akan diberikan," ujar Hasto.

Gerindra: Koalisi atau Oposisi Sama-sama Mulia

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman tidak mempermasalahkan keputusan Ganjar menjadi oposisi Prabowo-Gibran.

Habiburokhman berujar, pihaknya tidak akan menghalangi keinginan Ganjar itu.

"Tentu sikap tersebut merupakan hak dari pak Ganjar ya, secara pribadi. Kalau memang sudah menjadi pilihan pak Ganjar kami tidak akan mungkin bisa menghalangi," kata Habiburokhman dalam keterangan video yang diterima awak media, Selasa (7/5/2024).

Menurutnya, Indonesia adalah negara demokrasi yang membebaskan setiap warga negara untuk berpolitik.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu mengatakan menjadi oposisi atau bergabung di pemerintahan adalah posisi yang mulia.

Ia tetap meyakini Ganjar memiliki tujuan yang baik untuk bangsa dan negara. 

"Karena baik bergabung dengan pemerintahan maupun menjadi oposisi atau di luar pemerintahan adalah sikap yang sama-sama mulia," kata dia.

"Kami yakin apapun pilihan pak Ganjar ya niatannya adalah melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Sekali lagi kami menghormati sikap pak Ganjar tersebut," tukas Habiburokhman.

Baca juga: Ganjar Tak akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Bamsoet: Indonesia Tak Kenal Istilah Oposisi

Bamsoet: Indonesia Tak Kenal Oposisi 

Di sisi lain, Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo atau Bamsoet tak masalah meski Ganjar memutuskan menjadi oposisi.

Kendati demikian, Bamsoet menyebut di Indonesia tidak mengenal istilah oposisi. 

"Justru itu masalah kebangsaan, masalah pemerintahan dalam format nilai-nilai keindonesiaan kita, seperti apa karena di kita tidak ada istilah oposisi," kata Bamsoet ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (7/5/2024).

Karena itu, Bamsoet menegaskan tidak ada istilah oposisi pemerintahan.

Ia pun mengungkit apa yang diajarkan Presiden Pertama RI, Soekarno atau Bung Karno, untuk sistem pemerintahan di Indonesia.

Menurut Bamsoet, Soekarno mengajarkan sistem pemerintahan yang gotong royong untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. 

"Ini negara Pancasila, Bung Karno telah mengenalkan sistem demokrasi dan sistem politik yang basiknya adalah gotong royong," ujarnya.

"Inti 4 pilar itu adalah gotong royong. Bagaimana kita bisa bergotong royong untuk mencapai tujuan kita bernegara sesuai pembukaan UUD negara kita menuju masyarakat yang adil makmur dan sentosa," tandasnya.

(Tribunnews.com/Rifqah/Jayanti Tri Utami/Chaerul Umam/Rizki Sandi Saputra)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini