Pengakuan tersebut disampaikan korban kepada kekasih Putu, sebelum akhirnya tewas dianiaya senior.
Dijelaskan kuasa hukum keluarga korban, Tumbur, korban sempat mengeluh kerap menjadi incaran penganiayaan para seniornya di STIP.
Hal itu diketahui dari pesan korban kepada kekasihnya.
Korban bahkan sempat menunjukkan foto luka lebam pada bagian dada ke sang kekasih.
"Betul, sepertinya udah jadi kebiasaan di sana," ucap Tumbur.
Tumbur kemudian membacakan kutipan percakapan Putu Satria dengan sang pacar kala itu.
Dalam percakapan itu, Putu Satria mengaku kerap dipukuli oleh senior.
"Arti percakapannya kurang lebih begini 'aku dipanggil terus sama senior, dipukulin terus-terusan. Sakit dadaku, ulu hati terus yang diincer'. Itu artinya," jelas Tumbur.
Ia mengaku tidak tahu secara pasti berapa kali korban dianiaya oleh senior.
Namun, Tumbur yakin penganiayaan sudah beberapa kali dialami korban.
"Enggak dijelaskan di chat, tapi dari artinya mungkin lebih dari sekali," imbuh Tumbur.
Baca juga: Peran 3 Tersangka Baru Kasus Penganiayaan Berujung Tewasnya Taruna STIP, Terancam 15 Tahun Penjara
4 Senior jadi Tersangka
Polres Metro Jakarta Utara telah menetapkan empat tersangka dalam kasus penganiayaan yang menewaskan siswa taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19).
Keempatnya adalah senior korban di sekolah ilmu pelayaran tersebut.
Tersangka utama yakni bernama Tegar Rafi Sanjaya (21), sedangkan ketiga tersangka lainnya yakni KAK alias K, WJP alias W, dan FA alias A.