Sidang KWI tersebut menjadi kesempatan bagi para Uskup untuk mendalami kekayaan sejarah dari para para narasumber dan sharing para bapak uskup aktif dan emeritus.
"Tiga hari kemarin diisi dengan refleksi dan hari studi. Merenungkan sejarah perjalanan KWI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang tercermin dalam perjalanan dokumen dan pastoral KWI. Dan sharing KWI dari seluruh Indonesia, dari para uskup yang diwakili oleh para regio-regio. Ada 6 regio," katanya.
"Lalu, mendalami dokumen-dokumen KWI bersama ahli dan sharing dari para pelaku sejarah yakni para uskup emeritus," jelas Antonius.
Kemudian, Antonius mengatakan, dalam sidang KWI itu juga diadakan seminar lintas agama yang dihadidi dari berbagai unsur seperti Muhammadiyah, NU, Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Konghucu dan Kepercayaan.
"Dan mereka memberikan masukan yang sangat bagus untuk berjalan bersama. Karena kita banyak berjalan bersama dalam sejarah dengan para pendahulu," terangnya.
Selain itu, Antonius menyebut jika sidang KWI ini turut melibatkan dan mendengarkan pandangan dari sejumlah pihak, seperti pandangan dan harapan umat terhadap KWI, kaum difabel, aktivis migran, aktivis perempuan, aktivis dari ketua difabel, lingkungan hidup, orang tua hingga kaum muda.
Baca juga: KWI Terima Kunjungan Pemuda Katolik, Titip Pesan Terus Suarakan Moral Etis Pasca-Pemilu
"Jadi kita mendengarkan harapan-harapan yang sangat bagus, menjadi refleksi, lalu juga harapan ini menjadi bagian dari kritik bagi kita juga, apa yang belum kita laksanakan dan harus dilaksanakan. Karena fokus kita pada kelompok-kelompok mereka itu," ujarnya.
Melalui para tokoh awam, para tokoh agama dan aktifis awam, KWI juga berefleksi sejauh mana gereja telah berjalan bersama dengan bangsa, umat dan para tokoh agama dalam isu-isu tentang media, sosial politik, orang muda, lanjut usia, perempuan dan imigran dan lingkungan hidup.
"Sidang KWI 13 sampai 16 Mei 2024 itu menjadi kesempatan bagi para Uskup untuk mendengarkan. Hasil mendengarkan ini akan didalami, diolah dan ditindaklanjuti sampai pada pelaksanaan Sidang KWI November 2024 mendatang," jelasnya.
Sementara, pada 15 Mei 2024, tepat pada peringatan 100 tahun Sidang KWI, diberkati pula Wisma Konferensi Waligereja Indonesia, yang untuk selanjutnya menjadi rumah, kantor dan tempat perjumpaan bagi para uskup di Jl. Cut Meutiah 10 Menteng, Jakarta.
Pada peresmian Gedung kemarin, diundang juga kaum difabel untuk bersama-sama bersykur, bernyanyi dan acara.
"Konferensi Gereja Indonesia sangat bersyukur boleh menginjakkan kaki di pintu abad kedua dalam semangat berjalan bersama dengan semua pihak, mencari jalan-jalan baru untuk mewujudkan kesejahteraan bersama," kata Antonius.