Kemudian, pesawat take off Kembali dari Bandara Salakanagara pukul 13.10 WIB untuk kembali ke Bandara Pondok Cabe Tangerang Selatan.
Lalu, sekitar pukul 14.30 WIB, pesawat tersebut jatuh di daerah BSD Tangsel dengan mengangkut tiga orang.
Di mana, satu korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia terpental dari luar badan pesawat.
Sementara itu, dua korban lainnya diketahui dalam keadaan terhimpit badan pesawat.
Sebelum jatuh, diketahui sang pilot berusaha melakukan kontak menggunakan radio di dalam pesawat.
"Dari informasi bahwa pesawat itu tujuan dari Pondok Cabe. Sebelum jatuh ada permintaan tolong dengan mengucapkan may day may day dan hilang kontak," ujar Kapolres Metro Tangerang Selatan, AKBP Ibnu Santoso.
Disebutkan juga, pesawat Tecnam P2006T tersebut sempat berputar-putar dan mengeluarkan asap sebelum jatuh di tepi lapangan Sunburst, Jalan BSD.
Vijay (27), tukang parkir yang tak jauh dari lokasi kejadian mengungkap, sebelum pesawat jatuh berada di atas Hotel Pop, berputar-putar dan mengeluarkan asap.
"Dia berputar-putar sembari mengeluarkan asap juga," ujar Vijay, Minggu.
Kemudian saat akan menyentuh tanah, pesawat seolah membanting arah.
Namun, Vijay tak melihat secara langsung momen saat pesawat berkode PK-IFP itu terhempas ke tanah karena terhalang pagar dan pohon.
Selain itu, saat kejadian, kondisi sedang diguyur hujan deras dan Vijay hanya mendengar suara benturan saat pesawat jatuh ke tanah.
"Setelah makin dekat dengan tanah, dia kayak banting setirlah kalau istilahnya mobil. Nah akhirnya, di sanalah jatuhnya, di Lapangan Sunburst," ucapnya.
"Suaranya pas di udara kayak suara mesin mati, gimana ya, ck ck ck, gitu. Nah, pas jatuh, suaranya kayak ban mobil tronton meledak," ujar dia.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Sosok Pulu Darmawan Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangsel, Instruktur Pilot Asal Semarang
(Tribunnews.com/Rifqah/Abdi Ryanda/Hendra Gunawan) (TribunJateng.com/Reza Gustav Pradana) (TribunTangerang.com/Nurmahadi)