TRIBUNNEWS.COM - Berikut contoh teks khutbah Jumat yang cocok dibawakan saat bulan Dzulqa'dah.
Contoh teks khutbah Jumat ini berjudul Muliakan Bulan Dzulqa’dah Perbanyak Amal Shalih.
Dalam contoh teks khutbah Jumat ini memuat materi terkait Dzulqa'dah merupakan bulan yang dimuliakan Allah SWT.
Sehingga amalan-amalan baik saal Dzulqa'dah akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Lebih lengkapnya, simak contoh teks khutbah Jumat yang dikutip dari laman UIN Sunan Gunung Djati Bandung berikut ini:
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ القَوِيِّ الْمَجِيْدِ. اَلْمُدَبِّرِ لِخَلْقِهِ كَمَا يَشَاءُ وَهُوَ الْفَعّالُ لِمَا يُرِيدُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إلَهَ اِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشِرِيْكَ لَهُ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه ذُو الرَّشَادِ وَالتَّسْدِيْدِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسّلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ هُمْ نِعْمَ العَبِيْدُ, وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِالْإِحْسِانِ وَالتَّسْدِيْدِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللَّهِ, إِتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ بفِعْلِ المَأمُوْراتِ وَاجْتِنَابِ المُحَرَّمَاتِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
Ma’asyirol muslimin, hafidzo kumulloh…
Marilah kita senatiasa meningkatkan taqwa kepada Allah SWT. dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjahui larangan-larangan-Nya. Saat ini kita telah memasuki bulan Dzulqa’dah, Bulan Dzulqa’dah adalah bulan ke-11 dalam kalender Islam.
Bulan pertama dari empat bulan haram selain bulan Dzulhijjah, Muharram, dan bulan Rajab. Yang menjadi persoalan dimasyakat, masih beredar kepercayaan bahwa “bulan Dzulqa’dah dianggap sebagai bulan sial atau bulan tidak baik untuk menikah dan sebagainya”. Untuk hal itu, izinkan khotib memberikan sedikit pecerahan.
Ma’asyirol muslimin, hafidzo kumulloh…
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat, 24 Mei 2024: Makna Ibadah Haji dalam Kehidupan Sosial
Pertama: Mengenal nama Bulan Dzulqa’dah: Kebanyakan Orang menyebut bulan ini Dzulqo’dah, Dzulqaidah, Dzulkadah dan Dulkangidah. Bulan ini dikenal pula dengan nama bulan Selo, Apit atau Hapit. Menurut masyarakat Jawa, Apit berarti terjepit. Hal ini karena bulan ini terletak di antara dua hari raya besar yaitu, Idul Fitri (Syawal) dan Idul Adha (Dzulhijah). Juga disebut Selo karena bulan ini jeda dari dua hari raya besar tersebut.
Secara bahasa, Dzul Qo’dah terdiri dari dua kata: Dzul yang bermakna shohib artinya “sesuatu yang memiliki” dan Al-Qo’dah yang artinya “tempat yang diduduki”. Bulan ini disebut Dzul Qo’dah karena pada bulan ini, kebiasaan masyarakat Arab duduk (tidak bepergian) di daerahnya dan tidak melakukan perjalanan atau peperangan. Secara bahasa, Dzul Qo’dah juga berarti “penguasa genjatan senjata” karena pada saat itu bangsa Arab dilarang melakukan peperangan.
Selain itu, bulan ini memiliki nama lain. Diantaranya, orang jahiliyah menyebut bulan ini dengan waranah. Ada juga orang arab yang menyebut bulan ini dengan nama: Al Hawa’. (Al-Mu’jam Al-Wasith)
Ma’asyirol muslimin, hafidzo kumulloh…
Yang Kedua; ini yang jadi persolan; Hingga zaman now seperti sekarang ini, masih beredar kepercayaan bulan Dzulqa’dah sebagai bulan sial atau bulan tidak baik untuk menikah dan sebagainya. Justru, dalam Islam, bulan Dzulqa’dah termasuk salah satu dari empat bulan haram, yaitu bulan yang dimuliakan atau disucikan Allah SWT selain Muharram, Dzulhijjah, dan bulan Rajab. Allah SWT berfirman: