TRIBUNNEWS.COMÂ - Proses naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven telah dibahas dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi X DPR RI pada Senin (3/6/2024).
Hasil rapat memutuskan, Raker Komisi X DPR RI yang dipimpin Dr. Ir Hetifah Siafudian, menyetujui rekomendasi Kewarganegaraan RI kedua pemain Timnas Indonesia itu.
Di sisi lain, sejumlah anggota komisi yang hadir dalam raker memberikan apresiasi hingga catatan dalam proses naturalisasi Calvin juga Raven.
Mulai dari Rano Karno, mengaku tak bisa memungkiri bahwa naturalisasi tidak bisa dihindari demi kemajuan olahraga Indonesia.
Pemeran Si Doel itu awalnya mempertanyakan kehadiran Ketua Umum PSSI, Erick Thohir yang berhalangan dalam rapat yang juga disiarkan langsung melalui YouTube DPR RI.
Pertanyaannya berkaitan sampai kapan naturalisasi akan berakhir kendati hal itu tak bisa dihindarkan.
Naturalisasi, lanjutnya, juga telah menjadi perhatian negara tetangga ASEAN, yakni Vietnam.
"Memang tidak bisa dipungkiri naturalisasi tidak bisa dihindari, ini yang membuat Vietnam marah dengan Indonesia, dan Vietnam akan mengikuti kita dan akan melakukan naturalisasi pemainnya. Karena selama ini tiga tahun berturut-turut Vietnam tidak pernah kalah dari Indonesia, kemarin kalah. Artinya Ini menjadi patokan," ujarnya.
Seiring dengan hal itu, Rano Karno memandang proses naturalisasi sebagai langkah baik untuk kemajuan sepak bola Indonesia dengan menambah ketatnya persaingan skuad timnas.
"Mudah-mudahan kehadiran anda (Calvin dan Raven) di Indonesia bisa memberikan semangat anak-anak Indonesia untuk melakukan sebuah real competition, real sportivity, saya cuma bisa bilang selamat datang di indonesia, selamat bergabung di (Timnas) Indonesia," jelasnya menutup pembicaraan.
Rekan sefraksi Rano Karno di Komisi X, Putra Nababan tak ketinggalan memberikan catatan terhadap pengajuan naturalisasi kedua pemain.
Baca juga: Update Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven: Restu untuk Perkuat Timnas Indonesia Didapat
Menurut Putra Nababan, komposisi pemain Timnas Indonesia harus berimbang antara pemain naturalisasi dan pemain nasional (lokal).
"Kalau bisa komposisi pemain itu 60 persen pemain nasional (lokal), jangan semuanya diisi pemain naturalisasi," ujar dia.
"Jangan dibalik atas nama kemenangan dan sebagainya."