TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari berbicara mengenai peta politik pasca-pilpres 2024 lalu.
Khususnya mengenai kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Qodari menilai pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kabinet pemerintahan Prabowo Subianto akan sangat besar.
Apalagi, menurut Qodari, hubungan antara Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang terjalin selama ini, sangat solid.
Hal itu disampaikan Qodari dalam sesi wawancara eksklusif bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Selasa (4/6/2024).
Menurut Qodari, dirinya membagi pemerintahan dua tahap.
Pertama, sekarang sampai dengan bulan Oktober.
Kedua, pasca Oktober 2024.
"Pada hari ini, incharge masih Pak Jokowi. Oktober yang incharge adalah Pak Prabowo."
"Nah sekarang kata kuncinya adalah bagaimana antara Pak Jokowi dengan Pak Prabowo ini terjadi sinkronisasi. Bukan transisi ya. Sinkronisasi," ujar Qodari.
Kenapa bukan transisi tetapi sinkronisasi?
"Karena Pak Jokowi dan Pak Prabowo satu tim."
"Mereka nggak bermusuhan. Bahkan sangat berkawan, bertemanan. Yang kedua, Pak Jokowi akan membantu Pak Prabowo. Dan Pak Prabowo membantu Pak Jokowi. Saling membantu," jelasnya.
Selain itu juga adnya Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran yang diketuai oleh Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.
"Sudah ketemu dengan Menteri Keuangan. Sementara dari Pak Jokowi ada Grace Natalie. Yang barangkali. Kira-kira yang akan membantu proses transisi ini," ucapnya.
DIa menilai Jokowi dan Prabowo mempunyai kesamaan, yakni soal agenda Indonesia Maju.
"Jadi antara Pak Jokowi dengan Pak Prabowo ini menurut saya inilah yang namanya sebetulnya dwi tunggal."
"Tahun 1945 kita punya dwi tunggal. Soekarno-Hatta. 2024 kita punya dwi tunggal. Jokowi Prabowo. Prabowo Jokowi. Sama-sama akan mengantarkan menuju Indonesia Maju 2045."
"Kerjasama antara Soekarno dengan Bung Hatta melahirkan Proklamasi 45. Kerjasama antara Jokowi dan Prabowo melahirkan Indonesia Maju 2045," jelasnya.
Qodari juga berbicara mengenai mundurnya Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono.
Selain itu dia mengungkap dua opsi Jokowi setelah tidak lagi menjabat Presiden.
Mari saksikan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Qodari, di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Selasa (4/6/2024).(*)