Di kalangan orang-orang Asia, Asian value sering dikaitkan dengan disiplin, kerja keras, kesederhanaan, pencapaian akademik, keseimbangan kebutuhan individu dan masyarakat, dan hormat pada otoritas berkuasa.
Namun di sisi lain, pada pencapaian prestasi pertumbuhan ekonomi, hal itu sering diterangai dipertahankan demi kepentingan dari rezim otoriter yang berkuasa di Asia.
Kritik soal Asian Value
Kritik soal Asian Value pernah diterbitkan dalam European Journal of Humanities and Social Sciences (EJ-SOCIAL) dalam penelitian berjudul Corruption and Asian Values: A Cultural Approach to Understand Corruption within Asian Society.
Penelitian yang disusun Yuniarti dan Rendy Wirawan mengkritik Asian value atau nilai-nilai Asia jawab dalam membentuk masyarakat yang korup dalam struktur sosial Asia.
Nilai-nilai Asia menciptakan masyarakat komunitarian yang menghormati ketertiban, otoritas, kekeluargaan dan hubungan.
Asian value disalahartikan dan diremehkan oleh masyarakat demi keuntungan pribadi.
"Ada dua dimensi yang mungkin dikontribusikan oleh Asian value terhadap terbentuknya masyarakat yang korup, yaitu dimensi politik dan sosial. Dalam politik, sistem politik dan warisan sejarahnya tampaknya berperan penting dalam membentuk masyarakat yang korup," tulis peneliti.
Di sisi lain, dalam arsitektur sosial, nilai-nilai Asia sendiri membiasakan masyarakat Asia untuk melakukan praktik korupsi dalam aktivitas sehari-hari.
Penelitian tersebut bertujuan untuk memverifikasi bahwa nilai-nilai Asia berfungsi sebagai elemen utama dalam membentuk perilaku koruptif dalam masyarakat Asia.
Sementara merujuk Jurnal Sosio Dialektika, Asian Values muncul pada sekitar tahun 1990-an yang berprinsip terhadap kolektivisme, atau paham untuk menyatukan orang demi kepentingan ekonomi dan sosial mereka.
Konsep tersebut kemudian diadaptasi oleh Perdana Menteri Malaysia 1981-2003 Mahathir Mohamad dan Perdana Menteri Singapura 1959-1990 Lee Kuan Yew.
Popularitas Asian Values tersebut kemudian memudar setelah adanya krisis keuangan Asia tahun 1997.
Ciri Asian Values
Profesor dari Murdoch University Richard Robison dalam tulisannya yang berjudul The Politics of ‘‘Asian Values’’ menerangkan, setidaknya ada lima ciri dari Asian Values atau Nilai-nilai Asia tersebut.
Ciri-ciri pertama, yakni titik tumpu kebersamaan bukan pada negara ataupun individu, melainkan pada keluarga masing-masing.