News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kematian Vina Cirebon

Cerita Suroto saat Tolong Vina di Flyover Cirebon: Kecelakaan Kok Separah Ini

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suroto (50), warga yang ikut mengevakuasi Vina Cirebon pada 2016 silam menunjukkan lokasi kejadian di jalan layang atau flyover Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (7/6/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Saksi yang menolong Vina dan Eky di flyover Cirebon, Jawa Barat, Suroto, menyampaikan keterangan yang berbeda dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan putusan sidang pada 2016 silam.

Suroto menceritakan detik-detik dirinya menemukan Vina Cirebon dan Eky delapan tahun silam.

Adapun, pada 2016, Suroto merupakan Kasi Pemerintahan Desa Kecomberan.

Saat itu, salah satu tugasnya ialah membantu kepolisian menjaga wilayah yang tengah rawan kejahatan seperti penjambretan.

"Setiap hari saya di Polsek Talun jam 8 malam karena setiap jam keliling, patrol sampai jam 12-an," ucap Suroto saat berbincang dengan eks Bupati Purwakarta, Kang Dedi Mulyadi (KDM), dikutip dari TribunJabar.id, Senin (10/6/2024).

Suroto membeberkan, pada hari kejadian, terakhir kali dirinya berpatroli melewati flyover tersebut ialah pukul 21.00 WIB.

Setelah itu, ia kembali ke Polsek. Tetapi, sekitar pukul 22.00 WIB Suroto memperoleh laporan dari warga ada kecelakaan di flyover.

"Ada laporan katanya ada kecelakaan di flyover, saya naik motor ke sana sendiri, anggota (polisi) nyusul," tutur Suroto.

Dedi lantas membuka file putusan pengadilan yang menerangkan, kala itu, dalam BAP, tercatat Suroto berangkat ke tempat kejadian perkara (TKP) bersama dua anggota polisi yang bernama Supriadi dan Suja menggunakan mobil.

Sesampainya di TKP, saksi melihat kedua korban sudah tergeletak dekat pemisah jalan.

"Mobil patrol itu belakangan, yang jelas saya ketemu Pak Polisi itu di situ (TKP)," ujar Suroto.

Baca juga: Sosok Indra Jafar, Namanya Tertulis di Edaran Flyer Eks Kapolri soal Kasus Vina, Diganti Adi Vivid

Tiba di TKP, Suroto lantas menolong Eky yang masih mengenakan helm dan penuh darah.

Kala itu dirinya menduga korban telah tewas karena tidak memberikan respons apapun.

Tak lama berselang, Suroto mendengar suara minta tolong Vina Cirebon yang berjarak lima meter dari Eky.

Keterangan Suroto yang ini juga berbeda dengan BAP yang menyebut Vina merintih, bukan minta tolong.

"Minta tolong, tolong, yang benar itu minta tolong, Pak," tutur Suroto menerangkan.

Menurut Suroto, saat ditolong kedua korban mengalami luka lebam di wajah, berdarah-darah di kepala, serta tangan dan kaki patah.

"Saya tidak menyangka apa-apa, intinya waktu itu saya menyangka kecelakaan kok sampai separah ini. Saya tahunya dulu kecelakaan," ungkapnya.

Selepas peristiwa itu, Vina dan Eky dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil polisi.

Sementara, Suroto kembali ke Polsek membawa motor dan menyusul ke rumah sakit.

Suroto mengatakan, foto yang beredar mengenai kondisi Vina saat kejadian berbeda dengan apa yang dirinya lihat.

Ia memastikan, saat pertama kali ditolong, kondisi Vina mengalami luka lebam penuh darah.

"Mudah-mudahan permasalahan cepat selesai, biar tidak jadi bumerang di tengah masyarakat."

"Yang benar katakan benar, yang salah katakan salah. Cepat selesai tidak berlarut-larut, tidak membuat kegaduhan di tengah Masyarakat," ucap Suroto.

Di sisi lain, Dedi menilai semua kemungkinan bisa terjadi dalam kasus itu.

Dedi tak ikut campur atas berbagai keterangan dari orang-orang yang ia temui terkait tewasnya Vina dan Eky pada 27 Agustus 2016 itu.

Tes Kebohongan

Sementara itu, Polda Jabar akan melakukan tes poligraf atau kebohongan kepada salah satu tersangka pembunuhan Vina dan Eky, yakni Pegi Setiawan alias Perong.

Sebelumnya, Pegi telah menjalani tes psikologi mengenai intelegensi, afeksi, psikomotor di Polda Jabar.

"Ada informasi dari Pak Kanit akan pemeriksaan poligraf, itu untuk mengetahui kebohongan akan dilaksanakan Rabu," ujar Toni RM, salah satu kuasa hukum Pegi Setiawan, Senin.

Pada tes psikologi, jelas Toni, psikolog menggunakan lima alat tes terhadap Pegi.

Namun, Toni mengaku tidak mendapatkan penjelasan terkait fungsi dari alat-alat tersebut.

"Cuma memang tidak disampaikan alat pemeriksanya, tapi yang jelas pemeriksaan ini untuk melihat tiga hal ini yaitu intelegensi kognitif, afeksi dan motorik," ucapnya.

Adapun, pemeriksaan psikologis terhadap Pegi berkaitan dengan intelegensi atau kecerdasan otak, kemudian afeksi, untuk mengetahui kondisi perasaannya.

"Dan motorik melihat memeriksa pengendalian pengaturan fungsi organ tubuh," ungkap Toni.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Detik-detik Suroto Temukan Vina Cirebon, Kaki dan Tangannya Patah, Ngaku Heran dengan Kondisinya dan Usai Tes Psikologi, Pegi Tersangka Kasus Vina Bakal Jalani Tes Kebohongan, Pengacara Ungkap Waktunya.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Ahya/Nazmi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini