"Tidak ada kaitannya dengan panggilan atau perkara yang sedang disidik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi," ujarnya.
Atas dasar itu, Ronny menyampaikan, pihaknya akan mengambil tindakan hukum dengan melaporkan penyidik yang bersangkutan ke Dewas KPK dan mengajukan Praperadilan.
"Oleh karena itu langkah yang kami lakukan adalah Sebentar lagi, kita akan melaporkan kepada Dewas, Dewan Pengawas KPK Dewan pertama. "
"Yang kedua, kita akan mengajukan pra-pradilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," jelas Ronny.
Baca juga: Ini Kronologi saat Staf Hasto Kristiyanto Diduga Dijebak oleh Penyidik KPK
Alasan Ajukan Gugatan Praperadilan
Ronny membeberkan alasan pihaknya akan melayangkan gugatan praperadilan ke PN Jakarta Selatan tersebut.
Menurutnya, tindakan penyidik KPK terhadap staf Hasto Kristiyanto adalah suatu kesalahan yang fatal karena dinilai terlah terjadi kelalaian.
"Di sini terdapat kesalahan yang menurut kami fatal. Karena apa? Berita acara penerimaan barang bukti tertera tanggal 23 April 2024."
"Artinya apa? Terjadi kelalaian di penyidik KPK dalam hal melakukan penyitaan dan juga surat tanda penerimaan barang bukti," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kuasa Hukum Hasto lainnya, Joy Tobing, mengungkapkan Kusnadi mendapatkan perlakukan intimidasi ketika KPK melakukan penggeledahan, sampai akhirnya sejumlah ponsel disita.
"Nah, ini kan kasusnya (Hasto) dipanggil sebagai saksi, tetapi hari ini penyidik yang bernama Rossa, sudah secara dengan ugal-ugalan melakukan penyitaan terhadap barang-barang milik stafnya Pak Hasto yang bernama Kusnadi."
"Itu (penyitaan dilakukan) dengan semena-mena, dibentak-bentak, dan terus diintimidasi, diancam, dipaksa. Ini kan enggak ada urusannya sama perkara," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Fersianus Waku/Fransiskus Adhiyuda)