TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani menegaskan, pihaknya sudah melakukan pemberhentian sementara terhadap seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan BP2MI, yang diduga menjadi kurir narkotika.
"Ini murni perilaku oknum, dan tidak berkaitan dengan lembaga. Kurang dari 24 jam, BP2MI mengambil tindakan pemberhentian sementara terhadap oknum tersebut," tegas Benny dalam rapat bersama jajaran BP2MI se-Indonesia secara daring, Rabu (12/6/2024).
Baca juga: Ungkap Peredaran Narkoba, Polisi Sebut Kurir Sabu Dapat Upah Rp 10 Juta Setiap Pengiriman 1 Kilogram
Diketahui, oknum ASN BP2MI berinisial YR (42) ditangkap Direktorat Resnarkoba Polda Jambi saat mengantar narkotika jenis sabu seberat 4 Kg.
Direktur Reserse Narkoba Polda Jambi AKBP Ernesto Saiser mengatakan, kasus itu terungkap saat YR membawa sabu ke Jambi bersama dua orang temannya, MS (46) dan seorang perempuan inisial ML (29).
"Mereka ditangkap di Jalan Lintas Timur KM 62 Desa Suko Awin, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, pada 4 Juni 2024, saat beristirahat di sebuah warung jalan lintas tersebut. Saat kami geledah mobil ketiga tersangka, kami temukan 4 kilogram sabu," kata Ernesto.
Benny menegaskan, BP2MI tidak akan memberi pendampingan hukum terhadap oknum tersebut.
Hal itu dilakukan karena kasus yang dilakukan oknum tidak berhubungan dengan pekerjaannya sebagai ASN di BP2MI.
"Saya sangat menyayangkan ini, kenapa ini harus terjadi di saat kita lebih serius berbenah, dan di saat publik lebih mengenal BP2MI dengan kecenderungan banyak hal yang positif. Ini justru terjadi di lingkungan kita," sesal dia.
Benny menambahkan, oknum ASN tersebut diketahui juga sedang melakukan tindakan indisipliner.
Baca juga: Dijanjikan Uang Rp150 Juta, 3 Kurir Sabu 15 Kilogram di Bengkalis Baru Dibayar Rp500 Ribu
Menurut dia, oknum tersebut jarang hadir ke kantor, dan kerap hadir tidak sesuai dengan jam kerja.
Karenanya, dia mendorong seluruh pemegang kebijakan atau pimpinan di lingkungan BP2MI, melakukan langkah serius dalam pengawasan.
"Di satu sisi, kita memang menjadikan lembaga sebagai keluarga besar. Layaknya keluarga, pimpinan balai selayaknya untuk melakukan hal-hal yang setegas-tegasnya terhadap pengawasan. Sejauh mana ASN berdisiplin dan berkomitmen untuk tetap berada di trek yang benar sebagai ASN," tegasnya.
Atas penangkapan tersebut, Benny juga mengapresiasi jajaran Polda Jambi.
Jika tidak terbongkar, imbuhnya, oknum tersebut bisa menjadi racun dan virus di lembaga BP2MI, dengan mengajak ASN lain di kemudian hari.
"Kalau dia terus berkeliaran, tentu akan menghancuran ribuan anak bangsa di negeri ini. Kami berterimakasih kepada jajaran Reserse Narkoba Polda Jambi, kami menyerahkan sepenuhnya, semoga akan ada efek jera, menjadi pembelajaran," ujarnya.
Benny juga menyebut, BP2MI juga memberikan ruang sebebas-bebasnya kepada penyidik kepolisian untuk melakukan pengembangan di BP2MI.
"Kami memberikan akses untuk jajaran Polda Jambi jika dibutuhkan untuk memanggil 1, 2, 3, teman-teman untuk menjadi saksi atau yang lainnya. Kami menjadi bagian dari Polda Jambi," tuturnya.