TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengungkap upaya lembaga anti rasuah dalam memburu eks calon anggota legislatif (caleg) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Harun Masiku yang buron sejak Januari 2020 lalu terkait kasus dugaan suap penetapan anggota DPR RI periode 2019–2024.
KPK bahkan sempat mengirim tim penyidik ke dua negara di Asia Tenggara untuk mencari Harun Masiku yakni ke Malaysia dan Filipina.
Alexander Marwata menegaskan KPK selama empat tahun ini terus berusaha mencari Harun Masiku.
Saat ada informasi Harun Masiku menjadi marbot di Malaysia, KPK langsung mengirim tim KPK ke Malaysia.
KPK diketahui belakangan ini kembali melacak keberadaan Harun Masiku dengan memeriksa sejumlah saksi.
KPK menetapkan Harun Masiku sebagai buronan atau masuk dalam daftar pencarian orang sejak 29 Januari 2020.
Sebelumnya, KPK telah memeriksa seorang pelajar atau mahasiswa bernama Melita De Grave, Jumat (31/5/2024).
Dalam pemeriksaan tersebut, KPK mencecar Melita mengenai pihak yang diduga mengamankan keberadaan Harun Masiku.
Melita diduga memiliki informasi yang dibutuhkan KPK terkait keberadaan Harun.
Tak hanya Melita, KPK juga telah memeriksa seorang pengacara bernama Simeon Petrus dan seorang pelajar lainnya bernama Hugo Ganda.
Keduanya dinilai memiliki informasi penting yang dibutuhkan tim penyidik KPK dalam menelusuri keberadaan Harun Masiku.
Tak hanya soal keberadaan, KPK mengendus adanya upaya menghalangi pencarian Harun Masiku.
Bahkan Tim penyidik KPK memanggil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk mencari tahu keberadaan Harun Masiku.
Dalam pemeriksaan Hasto ini, KPK bahkan menyita handphone dan buku milik Hasto yang kini menjadi polemik.
Tim Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan, penyitaan handphone milik Hasto diperlukan guna menelusuri keberadaan eks caleg PDIP Harun Masiku.