Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono mengaku sudah menemukan sosok yang memviralkan tewasnya siswa SMP bernama Afif Maulana (13) di Kota Padang, Sumbar, karena disiksa polisi.
Sosok yang memviralkan tersebut adalah seorang berinisial G.
Menurutnya, G lah yang memviralkan siswa SMP bernama Afif Maulana itu tewas karena dianiaya polisi lewat media sosial tanpa konfirmasi ke kepolisian.
"Inisial G ini kan memunculkan berita bohong itu yang sudah kami cari pasalnya, cek pasalnya, dan sudah memenuhi syarat untuk UU ITE tapi itu tahap kedua lah," kata Suharyono kepada wartawan, Kamis (4/7/2024).
Bahkan, Suharyono menyebut sosok G sudah meminta maaf atas aksinya tersebut setelah dihubungi oleh pihak kepolisian.
“Dia yang memviralkan pertama sudah kami hubungi. Kami memohon untuk meminta maaf karena yang saudara ekspose ini itu tidak benar, karena belum konfirmasi polisi. Anda minta maaf ke polisi dan minta maaf ke seluruh rakyat Indonesia karena sudah bikin gaduh,” jelasnya.
“Tapi, dia jawabanya ‘pak kami tetap mendukung penegakan hukum oleh polisi, tapi kami ucapkan seperti ini karena kami juga punya data’,” sambungnya.
Baca juga: Khawatir Mahasiswinya jadi Korban, Hasyim Asyari Juga Diminta Dipecat dari Dosen Undip
Suharyono menjelaskan, G dalam kontennya menyatakan bahwa Afif Maulana ditemukan tewas di kolong Jembatan Kuranji karena diduga dianiaya hingga tewas oleh polisi yang membubarkan pelaku tawuran.
“Klarifikasi ke polisi aja engga kok dia sudah memviralkan akhirnya sejagat ini kan jadi reaktif menuduh polisi seolah menganiaya Afif hingga tewas padahal dia itu mengajak meloncat ke sungai,” ujarnya.
Suharyono kembali membantah bahwa Afif diduga disiksa polisi hingga mengalami patah tulang iga hingga merobek paru-paru.
Ia meyakini berdasarkan keterangan dokter forensik bahwa luka-luka lebam di tubuh Afif karena benturan dengan bebatuan di dasar sungai dangkal.
Baca juga: Kapolda Sumbar Sebut Afif Maulana Pelaku Tawuran, Klain Punya Video saat Bawa Pedang
“Luka-luka di badan Afif itu kan 9 jam setelah mati itu kan lebam mayatnya. Itu kan dokter forensik yang menyatakan dan patah tulang iga belakang kiri 1-6 itu karena jatuhnya dari atas jembatan kena batu karena sungainya dangkal sungai batuan dan permukaan yang keras. Sehingga itulah yang dipermasalahkan.
Tidak mungkin polisi mematahkan punggung hingga 6 patah dan seterusnya itu kan untuk meloncat dilakukan benar bukan main main,” ujarnya.
Afif Disebut Pelaku Tawuran
Polda Sumatera Barat (Sumbar) memastikan jika Afif Maulana (13), Siswa SMP yang disebut tewas karena diduga dianiaya polisi merupakan pelaku tawuran.
Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mengatakan hal ini terbukti dari sejumlah percakapan di handphone milik Afif salah satunya mengajak saksi Aditya untuk melakukan aksi tawuran.
"Afif memang pelaku tawuran, handphone nya sudah saya kloning, sudah saya buka, kemaren seminggu kita kesulitan membuka handphone nya afif, karena apa? Karena password ga tau kita, begitu dicoba-coba ternyata tanggal lahir afif itu lah yang akhirnya baru terbuka," kata Suharyono saat dihubungi, Kamis (4/7/2024).
"Dan itu baru bikin kami kaget, wah ternyata Afif itu sudah ada percakapan dengan Aditya itu memang yang mengajak tawuran, itu malah Afif Maulana itu," sambungnya.
Bahkan, Suharyono mengklaim pihaknya mendapatkan video yang memperlihatkan Afif Maulana membawa pedang dari handphone Afif yang sudah berhasil dikloning dan bukan settingan.
"(Video Menggambarkan bahwa Afif Maulana membawa pedang. Jam 10 itu menanyakan dulu ke Aditya, "ada tawuran gak malam ini?". Kemudian percakapan kelihatan di HP dan sudah saya screenshot juga, akhirnya di "jawablah kamu ke rumah dulu saja," tuturnya.
Baca juga: Ketua KPU Simpan CAT di Apartemen Satu Bulan saat Datang dari Belanda Tagih Janji Dinikahi
Suharyono mengatakan sebelum melakukan tawuran, Afif cs berkumpul terlebih dahulu hingga akhirnya berangkat ke lokasi tawuran yang sudah disepakati dengan lawannya sekira pukul 01.30 WIB.
"Wong itu di pengakuan aditya itu kan Ketua kelompok gangster itu kan salah pergaulan si Afif maulana itu. Salah memilih teman, akhirnya apa? Berangkat menuju sasaran 25 motor dengan 50 kurang lebih pesertanya mau menghantam gangster lawan itu baru dicegah polisi," ungkapnya.
Singkat cerita, pihak kepolisian akhirnya menangkap para pelaku tawuran. Namun, Afif disebut melompat dari jembatan Kuranji untuk menyelamatkan diri dari kejaran polisi.
"Akhirnya, saat kejar-kejaran diatas jembatan. Ya polisi tidak pernah nangkap Afif Maulana tidak pernah. kecuali Afif itu mengajak melompat, ke Aditya yang membonceng," tuturnya.