TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perkembangan industri dan teknologi di tanah air semakin potensial bagi Indonesia.
Berbagai persaingan yang berbasis digital juga semakin menuntut sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas dalam menjawab tuntutan pasar.
Dengan ketersediaan lapangan kerja yang terbatas dan tingginya jumlah pencari kerja saat ini, memaksa penilaian kualitas sumber daya manusia lebih menjadi prioritas atas kuantitas kebutuhan yang tersedia.
Baca juga: Institut STIAMI Gelar Kuliah Umum Bersama News Presenter Seera Safira
Santri menjadi salah satu tolak ukur dari kemajuan ekonomi di Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Identitas santri sebagai sumber daya manusia yang potensial di bidang keagamaan kini bisa semakin moncer dengan program "Santri Jadi Sarjana".
Salah satu peneliti di Kampus Institut STIAMI, Dr. Degdo Suprayitno menjelaskan bahwa program "Santri Jadi Sarjana" juga mampu mengatasi kesenjangan pendidikan antara santri dan masyarkat umum.
"Program ini membuka peluang bagi santri yang mungkin sebelumnya tidak memiliki akses atau kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Hal ini dapat memperkecil kesenjangan pendidikan antara kelompok santri dan masyarakat umum," ujar Dr Degdo dikutip pada Sabtu (6/7/2024).
Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1446 H yang jatuh pada Ahad, 7 Juli 2024, salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta berkolaborasi dengan Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) PWNU Jakarta untuk bersama-sama meluncurkan program beasiswa yang bertajuk “Beasiswa Santri Jadi Sarjana” (BSJS).
Ketua LPT PWNU Jakarta, Mulyadin Permana, turut menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif ini.
“Kerjasama ini adalah wujud nyata komitmen kami dalam memperluas akses pendidikan tinggi bagi santri. Kami berharap program ini bisa melahirkan generasi muda yang tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang dibutuhkan di era modern,” kata Mulyadin Permana.
Program ini dirancang khusus untuk memberikan kesempatan kepada para santri lulusan pesantren untuk melanjutkan pendidikan tinggi meraih gelar sarjana.
Baca juga: Ngaji Investasi, Para Santri Diberi Pemahaman Pentingnya Investasi untuk Hidupkan Ekonomi Syariah
Dosen sekaligus Praktisi Komunikasi dan Media, Heru Sudinta, S.E., M.M. mengungkapkan bahwa kemampuan santri sangat berpotensi di bidang Komunikasi. Bahkan dunia pertelevisian di tanah air juga membuka ruang untuk para santri bisa menjadi reporter, presenter bahkan youtuber.
"Jika kita cermati banyak sekali Politisi yang embrionya dari santri. Bahkan televisi yang mengusung program acara religi juga butuh santri sebagai host atau presenter. Kehadiran santri dengan gaya presenter hijab di program berita juga mampu menyita perhatian pemirsa. Sehingga ketika santri jadi Sarjana, Saya yakin pasti terserap karena penilaian akhlak juga menjadi prioritas."
Program Beasiswa ini juga merupakan implementasi nyata dari MoU kerjasama yang sudah terjalin antara Institut STIAMI dengan PWNU Jakarta pada Akhir Mei 2024 lalu.
Direktur Vokasi Institut STIAMI, Irfan Setiawan, S.AB, M.A., menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya strategis untuk menggabungkan pendidikan agama dan vokasi.
“Kami ingin memberdayakan santri dengan keterampilan vokasi yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini, tanpa melupakan nilai-nilai keagamaan yang sudah mereka pelajari. Ini adalah langkah kami dalam memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang Unggul, Berdaya Saing dengan dilandaskan nilai-nilai Akhlak Mulia,” ujarnya.
Program Beasiswa “Santri Jadi Sarjana” akan mencakup berbagai disiplin ilmu di Vokasi Institut STIAMI, termasuk Perpajakan, Akuntansi, Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan. Beasiswa ini memberikan potongan biaya kuliah (UKT) hingga 100 persen di setiap semester sampai dengan lulus dengan beberapa kriteria dan pilihan beasiswa.
Pendaftaran akan dibuka mulai tanggal 1 Muharram 1446 H / 7 Juli 2024 dan informasi lebih lanjut mengenai persyaratan serta proses pendaftaran dapat diakses melalui situs resmi Vokasi Institut STIAMI.
Baca juga: 4 Santri di Bantul Terkena Ledakan Petasan, 1 Korban Luka Serius dan Dirujuk ke RSUP Dr Sardjito
"Santri juga sangat potensial menjadi Sarjana Komunikasi, karena ketika santri memiliki kemampuan Komunikasi yang baik, maka ia juga bisa memanfaatkannya untuk keperluan komunikasi berdakwah, sosialisasi ilmu keagamaan hingga produksi siaran digital dengan cara berbeda dari seorang penceramah umumnya," ujar Heru Sudinta selalu Dosen Praktisi Komunikasi di Institut STIAMI.
Dengan peluncuran program beasiswa ini, Vokasi STIAMI dan LPT PWNU Jakarta berharap dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi para santri, serta mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan sumber daya manusia Indonesia.