Puncaknya, sejumlah anggota DPR pun menghampiri meja La Nyalla dan menunjuk muka Ketua DPD RI tersebut agar laporan dan draf tata tertib tidak disahkan.
Bahkan, palu sidang sempat hampir direbut oleh sejumlah senator dan berhasil diambil lagi oleh La Nyalla.
Terlepas dari peristiwa ini, kericuhan anggota DPD saat sidang membahas tata tertib ini pernah terjadi pada tahun 2017 dan 2019 lalu. Berikut kronologinya.
Sidang Paripurna Bahas Tatib DPD 2017 Ricuh, Senator Enggan Dipimpin GKH Hemas dan Farouk Muhammad
Pada 3 April 2017, rapat paripurna DPD yang membahas soal penyikapan putusan Mahkamah Agung (MA) yaitu membatalkan Peraturan DPD Nomor 1 Tahun 2017 tentang Tata Tertib berujung ricuh.
Dikutip dari Kompas.com, kericuhan terjadi lantaran senator menolak rapat dipimpin oleh Wakil Ketua DPD saat itu, GKR Hemas dan Farouk Muhammad.
Penolakan itu terjadi lantaran masa jabatan keduanya dinilai habis ketika merujuk keputusan MA yang membatalkan Tatib DPD 1/2017.
Kericuhan berawal ketika salah satu anggota DPD dari Jawa Timur saat itu, Ahmad Nawardi tiba-tiba mengambil alih pengeras suara atau mikrofon dari mimbar pimpinan.
Lalu, anggota DPD asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Muhammad Afnan Hadikusumo juga maju ke podium lantaran tidak terima Nawardi mengambil alih.
Akibatnya, sejumlah anggota DPD pun turut berkerumun di sekitar podium.
Namun, Afnan sempat ditarik hingga terjatuh oleh anggota DPD dari Sulawesi Utara saat itu, Benny Rhamdani.
Suasana pun semakin memanas hingga dilerai oleh puluhan personel Pengamanan Dalam (Pamdal) DPD.
Pada saat sela rapat, Benny mengatakan kepada awak media bahwa penarikan terhadap Afnan agar yang bersangkutan tidak emosi.
"Saya menarik yang bersangkutan, tangannya, itu kan banyak orang. Itu tangga saya saja hampir jatuh tadi. Saya menarik turun beliau justru biar enggak ada emosi dari si Pak Nawardi," kata Benny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/4/2017).