Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu buka suara terkait insiden pemukulan terhadap jurnalis Kompas TV yang diduga dilakukan pendukung Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat sidang vonis di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024) lalu.
Ninik secara tegas mengecam tindak kekerasan yang dialami jurnalis pada saat meliput sidang vonis terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan) tersebut.
"Tentu saya selaku Ketua Dewan Pers dan insan pers mengecam ya tindakan berupa kekerasan upaya menghalang-halangi kerja wartawan sampai merusak alat kerja wartawan," kata Ninik saat ditemui di Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2024).
Pasalnya, dijelaskan Ninik, pada saat itu para jurnalis tengah menjalankan tugas yang dimana telah diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
Baca juga: Soal Dugaan Pendukung SYL Serang Jurnalis, Polisi: Korban Berikan 2 Alat Bukti
Dalam aturan itu, lanjut Ninik, jurnalis punya tugas untuk melakukan kegiatan-kegiatan pemenuhan hak warga masyarakat untuk mengetahui kejadian apa yang sedang terjadi.
"Dan itu dijamin tidak boleh dihalang-halangi, di intimidiasi apalagi sampai dilakukan pengerusakan," pungkasnya.
Kronologi
Sebelumnya diberitakan, Jurnalis Kompas TV berinisial BV diduga jadi korban penganiayaan yang dilakukan beberapa orang diisinyalir pendukung terdakwa kasus pemerasan dan gratifikasi Syahrul Yasin Limpo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).
Aksi penganiayaan itu terjadi setelah proses pembacaan vonis SYL yang digelar di ruang sidang Muhammad Hatta Ali Pengadilan Tipikor.
BV mengatakan bahwa kejadian itu bermula ketika dirinya beserta awak media lainnya hendak bersiap-siap persis di depan ruang sidang untuk melakukan wawancara dengan SYL pasca jalannya pembacaan vonis.
"Seperti biasa kita anak TV udah blocking tapi terhalang sama ormas itu, tapi kita juga minta kerja sama sama ormas itu untuk buka jalan supaya pas SYL keluar keliatan," kata BV saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/7/2024).
Akan tetapi dijelaskan BV, bukannya memberi jalan malah sejumlah orang diduga pendukung SYL itu justru bertindak rusuh dan melakukan dorongan.
Imbasnya kata dia, terdapat sebuah kamera yang dimiliki kameraman dari media tv swasta mengalami kerusakan.
"Sampe awalnya gak tau kepukul atau kesikut sampe kameranya rusak juga punya anak TV One dan saya juga jatoh keinjek-injek segala macem," ujarnya.
Mendapat perlakuan itu, BV pun mengaku refleks melontarkan ucapan yang membuat sejumlah pendukung SYL itu tidak terima.
Menyusul hal tersebut dijelaskan BV, ia pun langsung dikejar oleh sekitar tiga orang pendukung SYL bahkan sampai dilakukan pemukulan dan ditendang.
"Jadi ormas itu gak suka atau gimana jadi saya dikejar sampai lorong itu. Ada tiga orang lah kira-kira orang yang mukul sama nendang," jelasnya.
Buntut kejadian itu BV pun saat ini berencana melaporkan aksi penganiayaan itu ke Polda Metro Jaya.
"Sekarang mau laporan ke Polda, tadi dapat arahan juga dari kantor untuk buat laporan," pungkasnya.
Terkait aksi dugaan penganiayaan itu juga terekam kamera salah satu jurnalis yang turut meliput kegiatan sidang SYL.
Dalam rekaman video tersebut terlihat jelas satu dari beberapa orang menentang BV tepat dipintu lorong Pengadilan Tipikor.
Dalam video berdurasi 32 detik itu, sejumlah orang yang masih tersulut emosi itu terus mengejar BV hingga ke lorong Pengadilan dan memukul jurnalis tersebut.
Padahal saat itu BV sudah coba menghindar dengan berlari namun tetap dikejar oleh gerombolan orang tersebut.