Dikarenakan banyak dokter yang terkonsentrasi di daerah perkotaan, membuat masyarakat pedesaan dan wilayah terpencil tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang dibutuhkan.
Hal ini ditambah lagi dengan kurangnya ketersediaan peralatan medis, obat-obatan, dan infrastruktur yang tidak memadai.
Distribusi dokter dan sumber daya yang tidak merata ini menghambat kemampuan negara untuk menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas bagi warganya.
Khususnya di daerah pedesaan dan daerah yang kurang terlayani.
Selain itu, dr Adib juga soroti soal masalah menghadapi kekurangan peralatan medis, obat-obatan, dan infrastruktur.
Fasilitas kesehatan di daerah pedesaan seringkali kekurangan peralatan dasar.
Sehingga dokter tidak dapat memberikan perawatan yang memadai.
Dan dalam hal obat-obatan, banyak obat-obatan penting yang persediaannya terbatas.
"Sehingga pasien tidak memiliki akses terhadap pengobatan yang mereka perlukan, selain itu Masalah kemampuan pembiayaan melalui JKN-BPJS juga masih belum memadai ,” jelas Dr Adib.
Adib juga menambahkan, ketimpangan kemampuan pelayanan kesehatan juga disertai tidak meratanya infrastruktur.
Banyak fasilitas kesehatan di daerah terutama pedesaan yang kekurangan fasilitas dasar, seperti air bersih, listrik, dan sanitasi.
Hal ini juga akan berdampak pada pekerjaan pelayanan kesehatan yang tidak bisa optimal.
Ketersediaan alat kesehatan, sarana prasarana dan obat juga mempengaruhi kualitas dan kemampuan pelayanan kesehatan dasar di daerah.
Baca juga: Penerapan KRIS, Pihak BPJS Tegaskan Perpres 59/2024 Tak Sebutkan Penghapusan Kelas Layanan Kesehatan
Konsekuensi dari semua ini menyebabkan pasien terpaksa melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan medis.