Jazilul menyatakan, mungkin ada alasan lain mengapa Gibran mundur dari jabatannya itu.
Pasalnya, Gibran yang akan dilantik menjadi wakil presiden pada Oktober 2024 nanti, bisa jadi mempunyai urusan yang harus dikerjakan.
"Dan mungkin ada hal yang berat yang mau dilakukan. Hak beliau lah," terangnya.
Demokrat
Senada dengan Jazilul Fawaid, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menilai keputusan Gibran untuk mundur adalah hak pribadinya.
Ia berpendapat, Gibran mundur karena ingin mempersiapkan diri sebagai wakil presiden.
"Ya, enggak apa-apa. Mungkin beliau ingin lebih konsentrasi, ya, buat persiapan menjadi wapres."
"Bagaimanapun kan kita 5 tahun ke depan Indonesia akan menghadapi tantangan yang sangat kompleks dan berat sehingga butuh konsentrasi penuh," kata Herzaky kepada awak media, Rabu.
Lebih lanjut, mengenai situasi pemerintahan Solo nanti, Herzaky mengatakan masih ada mekanisme yang dapat ditempuh, yaitu dengan menunjuk Penjabat (Pj.) Wali Kota
"Bagaimana hari ini kita juga tahu kan, Indonesia banyak sekali ada Pj, Pj. Ada pergantian juga, ternyata tidak ada keguncangan kok yang signifikan hari ini."
"Jadi, bagi kami ini wajar saja, silakan, kita menghormati pilihan dari Mas Gibran ini. Karena beliau mungkin ingin fokus mempersiapkan diri menjadi wapres ke depannya," terangnya.
Kehadiran Gibran di Sidang Paripurna
Dinukil dari TribunSolo.com, Gibran Rakabuming Raka yang datang ke sidang paripurna tampak disambut oleh ratusan warga.
Gibran menyampaikan terima kasih atas sambutan tersebut.
Ia juga berterima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan kepadanya.
“Terima kasih untuk para relawan, warga, masyarakat. Terima kasih support-nya,” terangnya.