Sementara menurut narasumber MSPP, Destialisma dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura menjelaskan bahwa untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura maka harus terus berinovasi untuk mendapatkan varietas unggul.
Varietas unggul menjadi salah satu inovasi peningkatan produktivitas komoditas hortikultura strategis. Semua ini dilakukan untuk menjamin pasokan dan pengendalian harga demi menekan inflasi. Pada periode 2020 hingga 2022 telah didaftar/dilepas 473 varietas unggul, kata Desti.
Desti menambahkan bahwa arah kebijakan Pembangunan Hortikultura 2021-2024 adalah meningkatkan daya saing hortikultura melalui peningkatan produksi, produktivitas, akses pasar, peningkatan nilai tambah didukung sistem pertanian modern yang ramah lingkungan.
Sedangkan untuk ruang Lingkup Peningkatan Nilai Tambah dan Daya saing Hortikultura meliputi on farm, yaitu produksi dan budidaya, Standar Mutu, GAP, Pasca Panen, GHP, dan kontinuitas produk. Sementara pada off farm meliputi produk olahan, dukungan dan kerjasama stakeholder, serta pemanfaatan teknologi, ungkap Desti.
Kegiatan yang diikuti secara daring oleh petani dan penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia itu, Desti juga menguraikan ruang lingkup pemasaran yang meliputi banding, promosi, sertifikasi, dan informasi harga.
Pada bagian akhir Desti mengatakan peluang pasar ekspor produk hortikultura masih terbuka lebar. Sebagai gambaran saat ini Indonesia telah ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang dan ekspor durian ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Bukan tidak mungkin melalui inovasi yang terus menerus akses pasar produk hortikultra akan terus meningkat.