TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Suleman Tanjung menegaskan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didirikan untuk bangsa, bukan untuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan keluarganya.
Hal ini diungkapkan Suleman Tanjung saat rapat pleno PBNU di Hotel Bidakara.
Mulanya, rapat pleno ini diwarnai dengan pembicaraan informal tentang rencana pembentukan panitia khusus (pansus) atau tim 5 tentang PKB.
Dia mengatakan, para pengurus PBNU menginginkan segera membentuk pansus tentang PKB.
Baca juga: Demokrat Sikapi Sinyal Gerindra Ajak PKB Gabung Pemerintah: Kami Serahkan Kepada Prabowo
Mereka berpandangan telah ada gejala pembelokan sejarah PKB yang dilakukan segelintir elite PKB.
Lalu, kata Suleman, PKB dinilai telah melenceng dari tujuan awal pendirian dan hanya dikuasai oleh segelintir elite dan keluarga Cak Imin.
"Para peserta rapat pleno dalam pembicaraan informal umumnya sepakat PBNU menginginkan agar PBNU menyikapi perilaku dan pernyataan elite-elite PKB. Besok (hari ini) saat penutupan pleno insyaallah akan diumumkan tentang Pansus PKB ini," ujar Suleman dalam keterangannya, Minggu (28/7/2024).
Suleman menegaskan, pembentukan Pansus PKB ini semata-mata hanya untuk mengembalikan PKB ke rumah aslinya, yaitu NU.
Dia menyebut PBNU melihat elite PKB saat ini membelokkan PKB dari NU.
"PBNU melihat ada upaya dari segelintir elite PKB yang ingin membelokkan sejarah dan ingin menjauhkan PKB dari NU. Banyak kita dengar elite PKB ngomong bahwa PKB bukan milik NU tapi milik bangsa," tuturnya.
"Memang PKB ini milik bangsa karena PKB didirikan oleh PBNU untuk bangsa bukan untuk Muhaimin dan segelintir elite serta keluarganya," sambung Suleman.
Sementara itu, Suleman menambahkan, pembentukan pansus ini khusus untuk elite PKB, sehingga para kader PKB di bawah diminta tetap tenang.
Baca juga: Lawan Khofifah, PKB Lirik Kakak Cak Imin Maju di Pilgub Jatim
"Ingat ya, ini khusus penyikapan terhadap elite PKB," ujarnya.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya juga mengutus dua kiai untuk menyelesaikan masalah dengan PKB.
Hal tersebut diungkap Gus Yahya seusai menggelar rapat pleno PBNU di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, kemarin.