TRIBUNNEWS.COM - Gerakan boikot produk-produk yang terafiliasi dengan zionis Israel terus berlanjut. Beragam strategi pemasaran pun dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdampak untuk meminimalkan kerugian. Mulai dari pengurangan karyawan, kampanye media dan iklan di beragam platform media massa, bahkan hingga perubahan logo.
Perubahan logo ini bisa ditemukan pada sebuah merek Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) multinasional terbesar di Indonesia dengan inisial “A”. Jika diperhatikan, dulunya terdapat logo dari perusahaan induk pemilik mayoritas saham merek AMDK ini pada kemasannya.
Masyarakat umum pun sudah cukup banyak yang mengetahui bahwa perusahaan induk tersebut memiliki afiliasi erat dengan Israel. Namun, logo yang biasanya bisa ditemukan di bagian atas kemasan kini menghilang, dan sekarang hanya terdapat stiker berlogo teks nama brand AMDK tersebut, dengan latar pegunungan.
Baca juga: Wakil Sekjen MUI: Gerakan Boikot Global Bantu Perjuangan Rakyat Palestina dan Dukung Produk Nasional
Pengajar Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Jaya, Algooth Putranto mengatakan, masalah terbesar sejumlah brand perusahaan multinasional yang tengah didera gelombang boikot, adalah tidak terbukanya mereka soal hubungan induk mereka di luar negeri dengan rezim zionis Israel.
“Karena konsumen juga sudah pintar, bisa mencari sendiri informasi yang tersedia secara ekstensif di Internet. Tak ada jalan lain, mereka harus berani berterus terang terkait relasi induk mereka dengan Israel,” katanya.
“Kejujuran seperti itulah yang ingin didengar konsumen. Bukan dengan strategi menutup-nutupi sesuatu atau strategi licik melalui perubahan logo yang tidak disadari konsumen atau juga dengan statement dukungan asal-asalan, padahal jelas secara global mereka mendukung Israel,” tegasnya.
Untuk membantu masyarakat mencari informasi secara mandiri melalui internet, Direktur Eksekutif Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) Ahmad Himawan, merekomendasikan situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash sebagai acuan produk yang terafiliasi zionis
"YKMI telah mengidentifikasi sepuluh produk pro genosida dengan sejumlah kriteria. Salah satu yang menjadi acuan adalah data dari situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash," kata Direktur Eksekutif YKMI Ahmad Himawan, dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan temuan melalui aplikasi tersebut, pihak YMKI pun merekomendasikan boikot terhadap 10 perusahaan multinasional terafiliasi Israel, termasuk perusahaan multinasional yang menjadi market leader Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan inisial “A”.
Baca juga: Gencar Gerakan Boikot, Sejumlah Bisnis Produk Multinasional yang Terafiliasi Israel Anjlok
Menanggapi hal itu, produsen AMDK tersebut bersikukuh menolak tudingan perusahaannya terafiliasi dengan Israel. Bantahan ini dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan melakukan perubahan logo. Manajemen perusahaan tersebut juga telah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan pihaknya tidak terafiliasi dengan Israel.
Mengutip dari Kompas (6/4/2024), pihaknya menyebutkan bahwa Palestinian BDS National Committee (BNC) tidak lagi memasukkan nama perusahaannya sebagai target utama dalam daftar sasaran boikot.
Menanggapi pernyataan tersebut dan merespons pertanyaan publik, Gerakan BDS Indonesia, melalui akun X @GerakanBDS_ID pada Jumat, 26 Juli 2024 menegaskan kembali bahwa induk perusahaan multinasional tersebut masih jelas berinvestasi di Israel dan mendukung perekonomian Israel.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua BDS Indonesia, Muhammad Syauqi Hafiz mengatakan, gencarnya pembicaraan soal boikot produk terafiliasi Israel adalah keberhasilan tersendiri.
“Penerimaan gerakan boikot pro Israel di tengah masyarakat merata dan meluas, dan Israel jelas tersakiti karena itu," tegas Syauqi saat tampil sebagai salah satu pembicara dalam webinar yang digagas Aqsa Working Group (AWG). (***VIN***)
Baca juga: Safari Ramadan MUI : Tegaskan Boikot Produk Terafiliasi Israel