“Di sektor energi nuklir, kami telah berdiskusi dengan institusi anda, dengan ROSATOM, kemungkinan kerja sama di sektor ini,” katanya.
“Bahkan, reaktor modular kecil dan juga reaktor utama yang sedang kita bahas,” ujar Prabowo lagi.
Selain sektor energi nuklir, ada kerja sama lain yang dijajaki kedua negara, seperti program beasiswa ke Rusia.
Adapun beasiswa pendidikan itu, Prabowo sempat menyinggung soal kekurangan 160.000 dokter yang berstandar World Health Organization (WHO) di Tanah Air.
"Saya berencana untuk memulai program beasiswa besar-besaran untuk mengirimkan mahasiswa kami ke luar Indonesia, terutama untuk pelatihan medis, karena kami kekurangan 160.000 dokter medis," katanya.
Prabowo pun mengungkapkan keinginannya untuk mengirim anak muda Indonesia belajar di beberapa kampus di Rusia.
Baca juga: Prabowo Ungkap Ketertarikannya pada Energi Nuklir Saat Bertemu Putin, Syahganda: Utamakan Bio Energi
Pertemuan Prabowo dengan Recep Tayyip Erdoğan
Sehari sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto juga bertemu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan di Ankara, Turki, Selasa (30/7/2024).
Dikutip dari situs resmi Kemhan, pertemuan tersebut, merupakan bagian dari penguatan kemitraan strategis Indonesia – Turki di bidang kerja sama pertahanan dan industri pertahanan.
Prabowo dan Erdoğan mengakui peran penting Indonesia dan Turki sebagai pemimpin di kawasan yang harus memiliki kontribusi besar terhadap perdamaian dunia.
“Indonesia menganggap Turki sebagai negara penting, bersahabat dan mitra dalam kerja sama pertahanan."
"Hubungan ini harus ditingkatkan dalam rangka membangun rasa saling percaya dan peningkatan kapasitas angkatan bersenjata maupun sektor industri pertahanan kedua negara,” ungkap Prabowo.
Di Ankara, Prabowo juga bertemu Menlu Turki Hakan Fidan, Menhan Turki Yaşar Güler, serta sejumlah industri pertahanan Turki.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Erik S, Kompas.com)