TRIBUNNEWS.COM - Di zaman modern serta era transformasi digital ini pebisnis diharapkan dapat terus berinovasi untuk bisa terus eksis.
Termasuk ahli dalam bidang Meta Ads, platform online tersebut tak dipungkiri menjadi kunci utama bagi kesuksesan bisnis.
Pun untuk memanfaatkan channel pemasaran di era digital marketing seperti saat ini, yakni melalui website, sosial media, marketplace.
Lantas apa itu Meta Ads?
Meta Ads merupakan platform periklanan yang mencakup Facebook, Instagram, dan WhatsApp, menawarkan berbagai keuntungan bagi pebisnis Indonesia untuk mencapai tujuan bisnis.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari Meta, terdapat 81 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan Facebook.
Sedangkan, Instagram memiliki 99 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia, menjadikannya platform media sosial paling populer kedua.
Sementara, WhatsApp adalah aplikasi perpesanan paling populer di Indonesia dengan 200 juta pengguna aktif bulanan.
Ketua TDA Solo Raya, Mohammad Ubaidillah mengatakan, melek Meta Ads penting diketahui bagi pengusaha lantaran pemasaran online mulai masif dilakukan.
“Untuk bisa mempercepat dan memperluas jangkauan, salah satu teknik yang dipakai adalah dengan menggunakan iklan. Banyak jenis iklan , ada Google Ads, Meta Ads, Tiktok Ads, Marketplace ads. Akan tetapi karena pengguna FB dan IG sangat besar, dan berpotensi,” ujarnya dia, Jumat (2/8/2024).
Meta Ads memiliki kemampuan untuk memberikan visibilitas dan kontrol yang lebih baik atas penggunaan merek di platform digital.
Baca juga: Dukung Sport Industry Lewat Aset Digital, KONI Edukasi Para Atlet hingga Komunitas Olahraga
Oleh karena itu, ketika perusahaan menggunakan Meta Ads sebagai bagian dari strategi pemasaran mereka, mereka tidak hanya memperluas jangkauan dan pengaruh merek, tetapi juga secara proaktif melindungi nilai dan integritas merek dagang mereka.
Selain ilmu mengenai pemasaran digital, dalam era digitalisasi ini, pebisnis juga harus melindungi merek dagangnya. Sebab, hal ini merupakan identitas unik yang membedakan produk atau layanan mereka dari pesaing.
Hal tersebutlah yang menjadi landasan TDA Soloraya dan Mebiso menggelar workshop bertajuk “Intip Update Meta Ads 2024, Rahasia Dapat High Quality Leads Murah Meriah,”.
Workshop ini membantu para pebisnis melek digital dan cakap dalam bidang Meta Ads.
Workshop ini diikuti sekitar 80 pelaku usaha untuk belajar langsung tentang strategi Meta Ads.
Selain untuk awareness, Meta Ads juga bisa dimanfaatkan untuk menarik Leads dan meningkatkan penjualan online.
Menurutnya, topik mengenai Meta Ads tersebut dipilih untuk membantu bisnis melakukan pemasaran digital. Karena jangkauannya lebih luas, targeting yang tepat, biaya efektif dan bisa melakukan analitik mendalam.
“Selain itu, harapannya bisa membantu meningkatkan penjualan karena iklan menggunakan Facebook dan Instagram dapat dioptimalkan secara realtime dan bisa segera menyesuaikan strategi. Sekaligus, memberikan keunggulan kompetitif terhadap bisnis yang dijalankan,” kata dia.
Dia berharap, melalui workshop tersebut, seluruh pengusaha bisa berinteraksi dengan para ahli dan praktisi yang berpengalaman di bidang Meta Ads dan bisa menerapkan ilmunya pada bisnis yang sedang dijalankan.
“Kami berharap para entrepreneur dapat mengoptimalkan potensi mereka dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dalam era digitalisasi,” tandas dia.
Sementara itu CEO Mebiso, Hesti Rosa menambahkan, para pebisnis juga diberikan pemahamanpemahaman mengenai pentingnya perlindungan merek.
"Sebab, di Indonesia, perlindungan merek bersifat first to file, siapa cepat, dia berhak,” ujarnya.
Hesti menguraikan, dengan adanya teknologi digital, perlindungan merek bisa dilakukan secara real time melalui platform Mebiso.
“Platform kami menggunakan teknologi AI dan memiliki fitur proteksi merek yang memberikan hasil secara real time. Pengusaha yang sudah mendaftarkan mereknya, bisa menggunakan fitur ini untuk melindungi mereknya dari plagiasi,” kata dia.
Setiap pengusaha yang menggunakan fitur ini, akan mendapatkan notifikasi langsung melalui WhatsApp dan email ketika ada orang lain ingin menggunakan nama yang sama untuk bisnisnya.
“Sehingga, pemilik merek yang pertama mendaftarkan, bisa melakukan tindakan pencegahan secara langsung,” kata dia.
Melalui kegiatan tersebut, Hesti berharap, setiap pebisnis memiliki kesadaran untuk segera mendaftarkan dan melindungi mereknya.
(*)