TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, membantah isu Airlangga Hartarto mundur dari Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar karena desakan.
Doli mengklaim tidak ada desakan dari mana pun atas mundurnya Airlangga Hartarto.
"Enggak ada (desakan kepada Airlangga)" ungkap Doli, dikutip dari tayangan YouTube KOMPASTV, Senin (12/8/2024).
Doli menyebut ada sejumlah alasan yang membuat Airlangga Hartarto memilih mundur dari jabatannya.
Ia menjelaskan, Airlangga Hartarto mundur karena ingin fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Menteri Koordinator Perekonomian di Kabinet Presiden Jokowi Widodo (Jokowi).
"Konsentrasi untuk kabinet karena tenaga sebagai Menteri Perekonomian sepertinya lebih dibutuhkan," ujar Doli.
Selain itu, Wakil Ketua Umum Golkar ini juga membeberkan, Airlangga ingin menjaga stabilitas transisi pemerintahan dari Presiden Jokowi ke pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
"Masa transisi pemerintahan ya, karena banyak sekali program-program yang disiapkan sebagai program lanjutan," jelas Doli.
Sebelumnya, Airlangga menyatakan secara resmi pengunduran dirinya sebagai Ketum Partai Golkar karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas transisi pemerintahan.
"Saya Airlangga Hartarto, setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan datang terjadi dalam waktu dekat," ujar Airlangga, masih dari YouTube KOMPASTV, Senin.
"Maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim serta atas petunjuk Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua Umum DPP Partai Golkar," kata dia melanjutkan.
Baca juga: Nurul Arifin: Airlangga Hartarto Sukses Bawa Keberhasilan untuk Partai Golkar
Pengunduran dirinya ini terhitung sejak Sabtu (10/8/2024) malam.
Airlangga menegaskan untuk selanjutnya Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar akan menyiapkan mekanisme organisasi sesuai ketentuan AD/ART yang berlaku.
"Semua proses ini akan dilakukan dengan damai, tertib, dan menjunjung tinggi marwah Partai Golkar," ujarnya.
(mg/Tiara Eka Maharani)
Penulis adalah peserta magang Universitas Sebelas Maret (UNS)