TRIBUNNEWS.COM, PENAJAM - Airlangga Hartarto telah mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Golkar akhir pekan lalu.
Menyusul pengunduran diri Airlangga ini, sejumlah nama yang berpotensi menjadi pengganti Airlangga menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar mencuat.
Satu di antaranya adalah nama Bahlil Lahadalia.
Benarkah Bahlil Lahadalia akan menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar?
Baca juga: Jokowi Dikaitkan dengan Mundurnya Airlangga, Ada Invisible Hand di Balik Pengunduran Ketum Golkar?
Pada Senin (12/8/2024) kemarin, Airlangga yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bertemu dengan Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi di Ibu Kota Nusantara atau IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Pertemuan itu terjadi saat berlangsung sidang kabinet paripurna pertama di IKN Kaltim yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tak hanya Airlangga dan Bahlil, sidang kabinet itu juga dihadiri seluruh menteri Kabinet Indonesia Maju.
Usai sidang kabinet, Airlangga dan Bahlil bertemu.
Pertemuan keduanya ini terekam dalam video yang beredar di kalangan jurnalis istana.
Dalam video tersebut tampak Airlangga dan Bahlil sempat bersalaman dan foto bersama di kawasan IKN.
Di tengah-tengah mereka tampak juga sejumlah menteri lainnya seperti Sri Mulyani, Agus Harimurti Yudhoyono, Budi Karya Sumadi, Azwar Anas, Retno Marsudi, Budi Gunadi Sadikin, Yasonna Laoly, dan Tito Karnavian.
Tampak pula Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Agus Subiyanto.
Baca juga: Airlangga Sempat Bertemu Jokowi di Istana Sebelum Mundur, Tunjukkan Map Hitam kepada Wartawan
Usai bersalaman dan foto bersama, Airlangga dan Bahlil kemudian mencari kursi untuk duduk bersama menteri lainnya.
Namun, saat Bahlil bergeser dan menarik kembali kursi yang ditempatkannya persis di samping Kapolri, Airlangga kemudian menyindirnya.
"Kursi Pak Kapolri aja ditarik sama dia," ujar Airlangga sembari menunjuk ke arah Bahlil.
Sontak ucapan Airlangga ini disambut gelak tawa oleh menteri lainnya.
Sambil tertawa Bahlil kemudian merespons, "Masuk barang itu".
Surya Paloh Hormati Keputusan Airlangga
Sebelumnya Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh buka suara terkait pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan pimpinan Partai Golkar.
Awalnya, Surya enggan memberikan komentar mengenai kabar tersebut.
Namun kemudian, Surya menyampaikan, ia memberikan penghormatan dan penghargaan yang sama kepada semua pihak. Begitu juga terhadap Airlangga Hartarto.
"Kita kasih penghormatan, penghargaan kepada semua," ucap Surya, kepada wartawan di NasDem Tower, Jakarta, Senin (12/8/2024).
Baca juga: Sepi Aktivitas, Begini Suasana DPP Partai Golkar Usai Airlangga Mundur dari Kursi Ketua Umum
Menurutnya, pengunduran diri Airlangga Hartarto tentu merupakan keputusan Partai Golkar, yang juga perlu untuk dihormati.
"Kebijakan dan policy dari partai-partai yang ada ya, kawan-kawan dan institusi," kata Surya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Surya juga mengaku muak dengan kabar adanya pihak-pihak yang ditangkap imbas terjerat kasus korupsi.
Padahal, kata Surya, Indonesia memiliki kekayaan budaya dan adat istiadat, yang menurutnya lebih penting untuk digaungkan daripada kabar penangkapan figur tertentu.
"Kita udah dapat given, karunia Sang Maha Pencipta berupa-rupa. Dari mulai kearifan lokal, adat istiadat, budaya yang kita miliki. Ini given (pemberian) sebenarnya yang harus kita lihat dengan nilai positif," kata Surya.
"Jangan terus menerus kita hanya melihat si A ditangkap, si B masuk penjara. Udah capek negeri ini setiap hari hanya itu yang kita konsumsi," tambahnya.
Lebih lanjut, Surya menyebut, tidak ada yang dapat dibanggakan dari kabar-kabar penangkapan figur tertentu karena dugaan terlibat kasus korupsi itu.
"Kepala daerah ditangkap, menteri dikejar, ini ditangkap, itu ditangkap, hah, bangsa apa ini? Untuk dan atas nama pemberantasan korupsi seakan-akan kita merasa paling hebat," jelas Surya.
Baca juga: Kejaksaan Agung Belum Bisa Pastikan Kabar Pemanggilan Airlangga Hartarto
Sebelumnya, Airlangga resmi mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.
Airlangga menyampaikan pengunduran diri tersebut dalam rekaman video.
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim serta atas petunjuk Tuhan yang maha besar maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP partai Golkar. Pengunduran diri ini terhitung sejak semalam yaitu Sabtu 10 Agustus 2024," kata Airlangga.
Airlangga mengatakan pertimbangannya mundur dari Ketum Golkar adalah untuk menjaga keutuhan partai dan dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat.
"Untuk menjaga keutuhan partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat," terangnya.
Efek Manuver Politik Jokowi
Di mata pengamat politik, mundurnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum merupakan efek dari langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akhir masa jabatannya guna menguasai Partai Golkar.
"Kelihatannya Jokowi yang ingin bermanuver di akhir masa jabatannya untuk menguasai Golkar," kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin saat dikonfirmasi, Senin (12/8/2024).
Ia meyakini sosok yang nantinya mengganti Airlangga adalah kader Golkar yang merupakan kepercayaan Jokowi.
Kendati demikian, ia juga membuka kemungkinan bahwa pihak yang mencoba mengintervensi Golkar bukanlah Jokowi.
Namun, Ujang lebih condong pada dugaan pihak penguasa yang sedang menggunakan berbagai cara untuk mengambil alih Golkar.
Caranya, lewat tangan orang lain dengan mendorong agar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) maupun tekanan secara hukum.
"Kelihatannya Jokowi akan menggunakan tangan lain atau orang yang dianggap dipercaya, katakanlah tangan kanannya, yang dari kader Golkar untuk bisa menjadi plt menggantikan Airlangga," jelasnya.
Terkait mundurnya Airlangga, meski tak dibeberkan lebih dalam, Ujang melihat adanya faktor-faktor yang jadi pemicu keputusan yang diambil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu.
"Tidak ada asap juga tidak ada api. Tidak akan mengundurkan diri kalau tidak ada masalah, problem, tekanan," tuturnya.
Sumber: (TribunKaltim.co) (Tribunnews.com)