TRIBUNNEWS.COM - Mantan Terpidana Kasus Vina Cirebon, Saka Tatal, memenuhi panggilan Bareskrim Polri untuk bersaksi dalam perkara dugaan keterangan palsu saksi Aep dan Dede, Selasa (13/8/2024).
Saka Tatal datang didampingi tim kuasa hukumnya dan Lembaga Perlindungan Saksi (LPSK).
Ia dan tim mengaku sudah menyiapkan sejumlah alat bukti yang dibawa dengan koper kecil berawarna hitam.
"InsyaAllah Saka siap, akan memberikan keterangan sebenar-benarnya, dan tidak ada lagi yang ditutup-tutupi," kata Saka Tatal di Bareskrim, Selasa (13/8/2024).
Saka Tatal mengaku tak mengenal Aep maupun Dede.
Ia juga mengklaim tak berada di lokasi saat kejadian pembunuhan Vina.
"Saka nggak ada di situ, nggak kenal Dede dan Aep," katanya.
Kuasa hukum Saka Tatal, Farhat Abbas, meyakini bahwa kliennya tak terlibat dalam kasus yang terjadi 2016 silam ini.
Ketidakterlibatan Saka Tatal itu, menurut Farhat, juga sudah dibuktikan dengan sumpah pocong yang dilakukan kliennya tersebut pekan lalu.
"Apa yang disampaikan Saka itu sudah selesai dengan sumpah kemarin, bahwa Saka Tatal tidak terlibat," tegas Farhat Abbas.
Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim sedang mendalami dugaan pemberian keterangan palsu oleh saksi Aep dan Dede dalam kasus tewasnya Vina dan Eky.
Baca juga: Saka Tatal yang Sumpah Pocong, Mabes Polri yang Jadi Bulan-bulanan, Kenapa?
Penyelidikan dilakukan usai para terpidana kasus ini melaporkan saksi Aep dan Dede karena diduga memberikan keterangan palsu saat memberikan kesaksian di pemeriksaan dan persidangan delapan tahun lalu.
Laporan ini diketahui dilayangkan pada Rabu (10/7/2024) lalu.
Laporan para terpidana itu diwakili oleh kuasa hukum dari Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Roely Panggabean.
Saat ini, laporan tersebut telah teregistrasi dengan nomor LP/B/227/VII/2024/SPKT/Bareskrim Polri.
Penyidik diketahui juga sudah memeriksa dua terpidana kasus Vina, Eko dan Jaya.
Eko dan Jaya diperiksa di Lapas Narkotika Kelas II A Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/8/2024).
Tim kuasa hukum terpidana, Fredy S Panggabean, menyebut mereka diperiksa selama hampir enam jam, mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Ia menyatakan, pertanyaan yang disampaikan kepada kliennya mengenai dugaan kronologi dan keterangan palsu yang sempat disampaikan Dede dan Aep pada 2016 silam.
Adapun penyidik dari Mabes Polri mengajukan 21 pertanyaan kepada Eko dan Jaya.
"Bahwa pendampingan ini terkait dengan permasalahan laporan kami terhadap Saudara Aep dan Dede. Itu yang kami laporkan," ujar Fredy setelah pemeriksaan, Selasa malam.
"Saat ini dari pihak Bareskrim Polri telah memeriksa klien kami dalam hal ini Saudara Eko dan Jaya untuk memberikan keterangan sesuai laporan yang kita laporkan, itu yang menjadi poinnya," imbuhnya.
Ia lantas menjelaskan, pemeriksaan yang dilakukan kepada Eko dan Jaya masih tahap penyidikan, belum naik menjadi sidik.
Rencananya, tutur Fredy, Eko dan Jaya akan dipertemukan dengan terlapor Dede dan Aep, walaupun Dede saat ini telah mencabut kesaksiannya dulu.
"Dengan Aep juga. Posisi Dede kan enggak tahu, ya, posisinya sudah mencabut. Ini penyelidikan," ujarnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Deni/Abdi Ryanda Shakti)