Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mendapatkan mandat penuh dari Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, untuk segera memperbaiki Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Mandat ini diberikan Rais Aam setelah ratusan kiai berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng dan menyepakati memberikan “Mandat Tebuireng” kepada Rais Aam PBNU untuk “ndandani” PKB.
“Kemarin kiai berkumpul (di pesantren Tebuireng). Mendalami masalah-masalah terkait hubungan PBNU dan PKB,” kata Gus Yahya.
Dan hari ini, Gus Yahya meninggalkan kediaman Rais Aam, Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya, menuju Jakarta.
Setelah mendapatkan “Mandat Tebuireng”, Gus Mif memanggil Gus Yanya yang kebetulan berada di Surabaya.
“Saya tadi mendapatkan perintah langsung dari Rais Aam untuk menindaklanjuti laporan dari para kiai,” kata Gus Yahya dalam keterangannya, Selasa (13/8/2024).
Gus Yahya mengaku akan segera merumuskan sejumlah langkah memperbaiki PKB menjelang partai itu menyelenggarakan muktamar.
Baca juga: Jokowi Menjawab Tuduhan Terlibat atas Mundurnya Airlangga dari Ketum Golkar
Baca juga: PKB Bakal Umumkan Cagub Jakarta pada 23 Agustus 2024, Konsisten Usung Anies?
Menurut Gus Yahya, masalah antara PKB dan PBNU sebenarnya bukanlah masalah baru.
Selama ini hubungan PBNU dan PKB berjalan baik.
Namun, sejak PKB dipimpim Muhaimin Iskandar atau selama 15 tahun, hubungan PBNU dan PKB berjalan kurang baik.
"Masalah di dalam hubungan PKB dan NU ini sudah lama sekali. Tapi, selama ini belum pernah dilakukan upaya-upaya yang masif mengelolanya,” kata Gus Yahya.
Turut hadir dalam pertemuan di kediaman Rais Aam PBNU kali ini adalah Pengasuh Pesantren Lirboyo, KH Anwar Manshur; Pengasuh Pesantren Sidogiri KH Nurhasan; Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz; Wakil Rais Aam PBNU sekaligus Pengasuh Pesantren Al Amin Kediri KH Anwar Iskandar; Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong KH Mutawakil Alallah, serta sejumlah kiai lainnya yakni perwakilan kiai dari Indonesia timur dan Indonesia bagian barat.