Selain itu, Yunan juga mendirikan TK, SD dan SMP Sunan Averroes Islamic Boarding School.
Yudian juga sempat memecahkan rekor sebagai dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang menembus Harvard Law School di Amerika Serikat (AS) pada 2002-2004.
Ia juga menjadi profesor dan tergabung dalam American Asosiation of University Professors periode 2005-2006, serta dipercaya mengajar di Comparative Department, Tufts University, AS.
Sepanjang kariernya, Yudian telah menulis segudang artikel ilmiah yang bertemakan Islam.
Di antaranya, Aliran dan Teori Filsafat Islam (1995), Hassan Hanafion Salafism and Secularism (2006), dan Berfilsafat Hukum Islam dari Harvard ke Sunan Kalijaga (2014).
Ia juga berhasil menerjemahkan 40 buku bahasa Arab, 13 buku bahasa Inggris, dan dua buku berbahasa Prancis.
Baca juga: PP Hima Persis Kecam Keras Kebijakan BPIP Larang Anggota Paskibraka 2024 Pakai Jilbab
Sederet Kontroversi
Sebelumnya, Yudian Wahyudi juga sempat terseret sejumlah kontroversi.
Selain soal aturan Paskibraka putri lepas jilbab, Yudian juga sempat melarang mahasiswa memakai cadar.
Aturan larangan cadar itu sempat diterapkannya saat menjadi rektor UIN Sunan Kalijaga pada 2018.
Ia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa yang nekat menggunakan cadar jika sudah tujuh kali diperingatkan dan dibina.
Kala itu, Yudian beralasan UIN Sunan Kalijaga merupakan kampus negeri yang harus berdiri sesuai Islam yang moderat atau Islam Nusantara.
Setelah menuai kontroversi, Yudian akhirnya mengeluarkan surat edaran yang mencabut kebijakan pembinaan mahasiswi bercadar.
Sebelumnya, Yudian juga sempat menyebut Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah diterima mayoritas masyarakat.
Ia kemudian menunjuk dukungan dua ormas Islam terbesar, yakni NU dan Muhammadiyah untuk Pancasila sejak era 1980-an.