Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Komandan Relawan TKN Prabowo-Gibran, Haris Rusly Moti pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar telah mengejutkan publik.
Pengunduran diri tersebut akan diatasi dengan mekanisme yang berlaku internal Partai Golkar melalui Musyawarah Nasional (Munas) yang dipercepat. Diperkirakan Munas Golkar akan dialukan tanggal 20 Agustus 2024.
Baca juga: Prabowo Minta PPP dan NasDem Tidak Berbeda Dukungan Dengan KIM di Pilkada 2024
"Berkaitan dengan Munas Partai Golkar yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat tersebut, maka kita menghormati apapun agenda dan keputusannya nanti. Kita juga menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga besar Golkar untuk mengatasi persoalan yang ada hari ini melalui mekanisme internal. Tentu saja berpedoman kepada Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Partai Golkar," kata Haris kepada wartawan, Kamis (15/8/2024).
Menurutnya, rekonsolidasi partai yang ditempuh melalui mekanisme Musyawarah Nasional (Munas) yang dipercepat dipastikan tidak mengguncang stabilitas nasional.
Situasi politik nasional dalam menyambut pelantikan Prabowo dan Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada bulan Oktober 2024 dipastikan bakal kondusif.
"Insya Allah kondisi akan landai dan aman-aman saja," katanya.
Baca juga: Sinyal Kemungkinan PKB Batal Usung Anies di Pilkada Jakarta, Pertimbangkan Merapat ke KIM
Demikian juga tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang sedang berjalan.
Rencananya Pilkada serentak akan digelar bulan November 2024 nanti. Diharapkan Pilkada serentak tidak terganggu akibat terjadi perubahan kepengurusan nasional di Partai Golkar.
Dikatakannya, mekanisme yang berlaku internal Partai Golkar selama ini terlihat sangat matang dalam mengisi kekosongan pengurus, termasuk melakukan rekonsolidasi internal.
Dipastikan mekanisme internal dapat mengatasi semua kendala dalam pencalonan Kepala Daerah oleh Partai Golkar yang sedang berproses.
Partai Golkar adalah partai yang sangat matang. Partai yang terkenal sangat dewasa dalam menghadapi setiap situasi yang kadang mengguncang Golkar.
Situasi sesulit apapun dapat diatasi oleh internal Partai Golkar baik bermartabat. Kematangan politik para politisi dan pengurus Partai Golkar senantiasa menempatkan Partai Golkar selalu berhasil exit dari setiap situasi yang terjal.
"Demikian situasi juga yang berkaitan dengan perubahan kepengurusan Partai Golkar. Diperkirakan tidak bakalan mengganggu soliditas Golkar sebagai anggota dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung pasangan Prabowo Gibran. Partai Golkar akan tetap dan selalu bersama-sama dengan KIM dalam situasi apapun," ujarnya.
Masih kata Haris, kematangan para pengurus dan politisi Partai Golkar itu bisa terjadi akibat perjalanan panjang di hampir setiap fase sejarah.
Jatuh-bangun yang dilalui Partai Golkar, baik di awal reformasi maupun berakhirnya Orde Lama membuat Golkar yang menjadi partai kuat dan ulet. Golkar bisa melewati semua halangan dan rintangan berat dan sangat berat. Badai besar saklipun bisa dilewati Partai Golkar.
"Sebagai pendukung dan pemilih pasangan Prabowo-Gibran, kami sangat yakin bahwa siapapun yang terpilih menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar di dalam Munas yang dipercepat nanti akan semakin memperkuat soliditas dari KIM. Faktanya KIM telah berhasil memenangkan pasangan Prabowo dan Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden Februari 2024 lalu. Ketika itu Partai Golkar tampil menjadi salah satu aktor utama dan penting di KIM," tuturnya.
"Konsen kami sebagai pendukung dan pemilih Prabowo-Gibran adalah: pertama, mengawal dan mengamankan program strategis pasangan Prabowo-Gibran. Kedua, memastikan terjaganya kerukunan dan persatuan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan nasional dan geopolitik. Ketiga, kami juga ingin memastikan partai politik sebagai salah satu pilar politik menjadi bagian penting dan utama dalam membangun Indonesia maju yang dipimpin oleh Presiden dan Wapres terpilih Prabowo dan Gibran," tandasnya.