"Kita mencoba cari peluang yang lebih besar dengan menggelar business meeting seperti di Qatar, Kuwait hingga Jepang. Untuk bekerja ke luar negeri sekarang tidak mensyaratkan pendidikan, tapi skill-nya misalnya keterampilan yang dimiliki. Begitu juga penguasaan bahasa asingnya," kata dia.
Pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, terbesar masih dikontribusi Jawa Barat, lalu Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Mayjen TNI Agus Winarna Resmi Buka Seminar Hasil Kuliah Kerja Luar Negeri FMP Unhan RI
Diskusi yang diselenggarakan di kantor pusat Binawan Group ini dihadiri oleh lebih dari 150 Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia dan 12 Atase Tenaga Kerja (ATNAKER) yang akan bertugas ke luar negeri khususnya kawasan Asia-Pasifik dan kawasan Timur Tengah.
Direktur Bina P2PMI Kementerian Tenaga Kerja RI, Rendra Setiawan mengatakan, pada dasarnya Indonesia selalu tegas melindungi para pekerja migran Indonesia dengan tetap menghormati hukum yang ada di negara penempatan.
Pemerintah selalu memfasilitasi dan menjamin perlindungan kepada setiap warga negara yang ingin bekerja di luar negeri.
"Pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta sebagai agency dan mitra kami APJATI untuk menyiapkan calon-calon tenaga kerja terbaik dengan memberi pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global," ujarnya.
Diskusi panel ini juga untuk memperkuat kolaborasi antara ATNAKER dan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).
Dalam diskusi ini banyak hal yang disampaikan P3MI, mulai dari proses penempatan tenaga kerja Indonesia yang harus melalui proses birokrasi yang rumit dan panjang sampai kesulitan pekerja migran Indonesia untuk bertemu ATNAKER di negara penempatan.
Ketua Umum APJATI, Ayub Basalamah mengungkapkan banyak permasalahan yang dihadapi pekerja migran Indonesia.
"Melalui sinergi yang kuat antara pemerintah dan P3MI, kita dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Acara ini merupakan bukti nyata komitmen kita bersama dalam mewujudkan tujuan ini," ungkapnya.
CEO Binawan Group, Said Saleh Alwaini mengungkapkan, Indonesia saat ini tengah berada di fase Bonus Demografi. "Untuk memaksimalkan bonus tersebut, salah satu arah kebijakan yang diharapkan dari pemerintah adalah pendanaan dalam rangka memperkuat daya saing tenaga kerja Indonesia dalam memasuki pasar kerja global," ungkapnya.