Sebab, rakyat Jawa sudah lama menganggap raja mereka itu justru merupakan lambang kemuliaan jika mau mendengar suara rakyat.
Bahlil juga dinilai kurang membaca hasil riset soal kebudayaan Jawa yang ditulis oleh penulis ternama seperti Ben Anderson.
"Semua itu menunjukkan bahwa Bahlil tidak mengerti Kebudayaan Jawa apalagi Kebudayaan Kerajaan Jawa, jadi dia asal mengucapkan sesuatu yang kemudian menjadi kecelakaan sejarah," katanya.
Padahal, banyak Raja Jawa yang mulia dan mampu membaca semangat zaman.
Rocky mencontohkan Sultan Hamengkubuwono IX dan X.
"Bahlil memang tidak paham bahwa negeri ini dirancang berdasarkan prinsip-prinsip kebudayaan yang bahkan udah kuno tapi ada prinsip di dalamnya yang harusnya diucapkan oleh Bahlil yaitu raja jawa yang bijak itu, sama seperti Sultan Hamengkubuwoni IX dan X itu kan Raja Jawa, masa sultan mau disebut bengis padahal Sultan Hamengkubuwono IX dan X itu juga ketua-ketua Golkar loh," jelasnya.
Baca juga: Sejumlah Tokoh Tanggapi Pernyataan Bahlil Terkait Raja Jawa: Rocky Gerung Beri Kuliah Sejarah
Namun, Rocky melanjutkan justru rakyat Indonesia memahami maksud Bahlil bahwa Raja Jawa yang memiliki sifat bengis itu bernama Jokowi.
Di sisi lain, ucapan Bahlil juga dinilai sebagai sinyal menghisap kemampuan Jokowi untuk membelanya.
"Jadi kalau itu jadi trending topic sekarang artinya seluruh Rakyat Indonesia menganggap bahwa politik memang sudah dirumuskan dengan bagus oleh Golkar. Dalam hal ini Golkarnya Bahlil di depan presiden Jokowi dan Jokowi tentu tahu sinyal itu adalah sinyal bukan sekadar menjilat tapi menghisap seluruh kemampuan jokowi untuk membela Bahlil," pungkasnya.
Sri Sultan ogah tanggapi
Gubernur DIY yang juga Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengaku tidak tahu siapa yang dimaksud Bahlil.
Menurut Sultan, pidato Bahlil tersebut tidak perlu ditanggapi.
"Masak seperti itu saya tanggapi, tidak usahlah.
Saya juga tidak tahu yang dimaksud itu siapa kok," kata Sultan, Kamis (22/8/2024).
Hati-hati Raja Jawa
Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia saat berpidato menyampaikan visi misinya sebelum dipilih menjadi Ketua Umum Golkar mengingatkan seluruh kader partainya untuk berhati-hati dengan sosok yang disebutnya sebagai 'Raja Jawa.