News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seleksi Pimpinan KPK

Giri Suprapdiono Tak Kapok Ikut Seleksi Capim KPK Untuk Ketiga Kalinya

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) KPK Giri Suprapdiono di Cilandak Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono mengaku tak kapok mengikuti seleksi calon pimpinan (capim) KPK.

Seleksi capim KPK periode 2024-2029 yang dijalani Giri Suprapdiono saat ini, merupakan yang ketiga kalinya setelah sebelumnya ia mengikuti seleksi pada tahun 2015 dan 2019.

Giri mengaku semangatnya tak surut meskipun sebelumnya ia menjadi bagian dari sejumlah pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

"Jadi kalau misalkan kita patah gara-gara yang terjadi terakhir ini, harapan kita akan patah. Dan kita masih berharap sih sebenarnya. Jadi kita memang tidak surut untuk mencoba. Karena memang kita butuh antikorupsi. Kalau kita bicara bisnis investasi antikorupsi itu wajib," kata Giri di sela-sela menjalani tes profile assessment Capim KPK di Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2024).

Giri mengatakan, sebagai insan beragama dirinya optimistis dapat menjalani tes tersebut dengan baik.

Baca juga: ICW Desak Pansel KPK Berkoordinasi dengan Lembaga Pengawas, dalami Rekam Jejak 40 Peserta Capim KPK

Ia juga tak gentar meski pun saingannya dalam proses seleksi tersebut tidak sedikit yang masih memegang jabatan publik maupun tokoh publik.

Justru, menurutnya semakin banyak orang baik dan bagus masuk, hal itu jadi berita baik.

"Karena yang terpilih nanti di presiden dan DPR tentu orang-orang yang terpilih, harapannya begitu. Jadi antusiasme. Dan saya pikir orang-orang senior yang dulu mendirikan KPK pun sampai turun, artinya KPK perlu diselamatkan," kata dia.

"Jadi orang-orang yang bergabung di sini adalah orang-orang yang KPK butuh mereka. Bukan kita butuh KPK. Artinya kita harus menyelamatkan KPK ini," sambung dia.

Selama tiga kali mengikuti seleksi Capim KPK, Giri memandang pada setiap seleksi ada kemiripan dan ada yang berbeda.

Baca juga: Daftar Lengkap 40 Capim KPK yang Lolos Tes Tertulis, Ada Mantan Menteri Hingga Eks Jubir Jokowi

Akan tetapi menurutnya, perbedaan yang sangat jelas adalah situasi KPK saat ini.

Dalam tahapan seleksi kali ini, ia mengatakan menemui studi kasus yang menjelaskan situasi KPK saat ini dan bagaimana para kandidat menyikapinya termasuk visi misi dan strateginya sehingga kepercayaan kepada KPK bisa kembali.

Selain itu, kata dia, bagaimana para kandidat menghadapi tekanan politik dan konflik kepentingan pihak terkait.

"Saya pikir ini soalnya bagus dan bisa mengukur integritas seseorang. Semoga memang Pansel nanti memilih orang-orang yang bisa menjaga independensi, menjaga imparsialitas, dan kuat menghadapi tekanan," kata dia.

"Karena kalau tidak mampu, maka yang terjadi di KPK, pelemahan KPK yang terjadi akhir-akhir ini sebagai akibat dari ketidakmampuan memanajemen terhadap tekanan politik dan konflik kepentingan," sambung dia.

Pada bagian pertama tes hari ini, kata dia, adalah tes psikologi terkait kecerdasan dan IQ melalui metode pilihan ganda.

Kemudian, terdapat metode esai yang menyangkut wawasan untuk mengukur kompetensi kandidat.

"Jadi cocok atau tidak. Di level berapa. Karena memang pimpinan KPK itu harus di level tertinggi. Jadi bahasa inggrisnya whiter than white. Lebih putih dari warna putih. Tidak boleh kayak orang-orang biasa," kata dia.

"Maka tesnya harus dipastikan yang istilahnya mencari benar-benar fakta bahwa orang ini memang di atas rata-rata. Saya kira ini masih panjang. Role play segala macam saya yakin dilakukan tapi setengah hari ini belum ke sana," sambung dia.

Bila nantinya ia terpilih sebagai pimpinan KPK, ia mengaku ingin mengembalikan kepercayaan publik terhadap KPK.

Caranya, kata dia, di antaranya adalah dengan yang ia sebut dengan istilah teknik yakni overhaul atau service berat dan istilah medis kemoterapi untuk mengobati kanker.

"Overhaull ini membutuhkan terutama SDM-nya. Jadi di SDM ini perlu di overhaul karena banyak oknum-oknum. Itu tidak boleh terjadi lagi, harus dibersihkan itu. Jadi layaknya kanker harus selesai itu, harus dikemoterapi dulu," sambung dia.

Kedua, ia ingin membangun komitmen politik negara terhadap antikorupsi.

Ia berharap bersama pemerintahan yang baru, KPK bisa bangkit lagi dari keterpurukan dengan ukuran Indeks Persepsi Korupsi (IPK).

"Kita terpuruk kemarin, Indeks Persepsi Korupsi kita turun, mundur 10 tahun ke belakang. Dan itu saatnya kita kembali rebound," kata dia.

"Jadi salah satu yang saya usulkan dalam program saya adalah Indeks Persepsi Korupsi KPK meningkat lagi, rebound. Karena Malaysia bisa melakukan itu. Di zaman Mahatir naik 6 poin, dari terpuruk. Tidak mustahil dilakukan," ucap dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini