News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anies Baswedan dan Kiprah Politiknya

Anies Minta Pendukungnya Waspada Penipuan Berkedok Sumbangan Pembentukan Partai

Penulis: Reza Deni
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan setelah resmi tak maju dalam Pilkada 2024 di Basecamp Tim Operasional Anies Baswedan, Brawijaya, Jakarta Selatan, Jumat (30/8/2024) dini hari.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anies Baswedan minta para pendukung dan relawannya waspada kemungkinan penipuan modus membagikan formulir permintaan sumbangan dalam rangka membentuk partai politik baru.

Diketahui, sejak Anies mengungkap niatnya mempertimbangkan membentuk parpol dan ormas baru, beredar link-link penipuan berupa formulir pendaftaran hingga permintaan sumbangan.

"Ini singkat aja ya. Beberapa Waktu ini beredar ada formulir, ada QR code, ada nomor rekening, ada yang diminta untuk menyumbang, ada yang diminta untuk mendaftar, terkait dengan partai dan ormas. Saya ingin tegaskan itu semua bukan dari saya dan kami tidak pernah mengedarkan apapun juga," ucap Anies, melalui video yang diterima, Sabtu (31/8/2024).

Anies memahami bahwa antusiasme publik begitu besar atas wacana pembentukan partaj atau ormas tersebut.

"Tapi harap hati-hati, harap kritis, dan sampai hari ini, Sabtu, 31 Agustus 2024, belum ada formulir apapun, belum ada edaran apapun. Begitu ya," ujar dia.

Baca juga: Wacana Anies Bentuk Parpol Baru Mencuat, Mardani Tegaskan PKS Jadi Besar Tidak Bergantung Orang Lain

Diberitakan sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan mendapat banyak usulan untuk membuat partai politik baru usai batal maju dalam Pilkada 2024.

Hal ini setelah dirinya menyinggung jika partaipolitik sudah tersandera oleh kekuasaan sehingga dirinya belum memutuskan untuk masuk ke dalamnya.

"Nah gini kalau masuk partai pertanyaanya partaimana yang sekarang tifak tersandera kekuasaan, jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam agar beresiko juga bagi yang mengusulkan jadi ini adalah sebuah kenyataan," kata Anies dalam keterangannya melalui video seperti dikutip, Jumat (30/8/2024).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan jika banyak masukan yang menginginkannya untuk membuat partai politik.

Adapun Anies Baswedan tak menampik jika memang diperlukannya dibentuk sebuah partai atau organisasi masyarakat (ormas) baru.

"Apakah lalu akan membuat partai politik baru, bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan. Yang sekarang makin hari makin terasa besar dan itu jadi sebuah kekuatan diperlukan jadi gerakan maka membangun ormas atau membangun partaibaru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh," ucapnya.

Untuk itu, Anies menyebut kemungkinan terbentuknya partai baru akan terealisasi dengan melihat banyaknya semangat untuk memulihkan demokrasi di Indonesia.

"Kita lihat sama sama ke depan semoga tidak terlalu lama lagii kita bisa mewujudkan langkah langkah kongkrit untuk bisa mewadahi gerakan yang sekarang ini makin hari makin besar menginginkan demokrasi yang setara yabg lebih sehat, politik yang lebih mengedepankan policy dan gagasan," tuturnya.

Seperti diketahui, nama Anies Baswedan kerap terdengar dan digadang-gadang akan maju dalam Pilkada 2024.

Pertama, Anies disebut-sebut akan maju dalam Pilgub Jakarta dengan didampingi oleh Rano Karno sebagai wakilnya dengan diusung oleh PDI Perjuangan setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang mengatur ambang batas syarat pencalonan Pilkada. 

Namun, hal ini tidak terwujud karena PDI Perjuangan akhirnya memilih Pramono Anung sebagai Bacagub Jakarta.

Setelahnya, nama Anies kembali terdengar akan dicalonkan untuk Pilgub Jawa Barat dari PDI Perjuangan.

Tetapi, Anies memutuskan untuk tidak menerima pinangan tersebut karena tidak ada aspirasi masyarakat di Jawa Barat yang menginginkannya maju menjadi pimpinan di Jawa Barat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini