Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perguruan tinggi vokasi membuat inovasi alat pemantau parameter-parameter yang ada pada tanaman hidroponik melalui teknologi Internet of Things (IoT).
Alat bernama Monik ini ditemukan oleh para dosen dan mahasiswa dari Politeknik Negeri Semarang.
"Di sini Monik adalah monitoring hidroponik yang disini kita berbasis IoT Kita mengontrol parameter-parameter yang ada di hidroponik melalui teknologi IoT agar kita bisa mudah Mitra-nya sudah kami banyak ya, dari SMK kemudian perusahaan-perusahaan pertanian yang memasang hidroponik itu," ujar dosen teknik elektro Polines, Tahan Prahara.
Pembuatan alat ini, kata Tahan, karena banyak yang melakukan penanaman secara hidroponik terkendala ketika melakukan nutrisi.
Kadang pemberian nutrisi kebanyakan, dan kadang pula kurang.
"Kalau ada sesuatu yang di luar kontrol itu agar segera diketahui Kemudian motornya itu kompa agar bisa mengontrol secara otomatis Kapan nyala, kapan mati Awalnya ada keluhan dari masyarakat Kemudian kami masukkan ke penelitian," ucapnya.
Tim dari Polines melakukan riset sampai 6 bulan. Pembuatan mulai dari merangkai sensor, kemudian uji sistem di laboratorium dan bengkel. Kemudian implementasi di lapangan.
Proses hilirisasi produk ini sudah berjalan untuk para petani hidroponik di daerah Jawa Tengah.
"Kalau penggunaan ini sudah terserap di Semarang Pak. Terutama di wilayah Ungaran, Bawen, yang dataran tinggi kebanyakan mereka hidroponik," tuturnya.
Hasil inovasi tersebut dipamerkan pada Higher Education Partnerships Conference (HEPCON) 2024, yang diselenggarakan di Balai Kartini Convention Center, Jakarta.
Inovasi juga dilakukan para dosen dan mahasiswa dari Politeknik Negeri Malang (Polinema).
Mereka membuat inovasi speedometer untuk kendaraan listrik, khusus untuk motor dan sepeda.
Speedometer ini memiliki sejumlah fitur tambahan yang lebih lengkap dibanding yang terdalat pada motor dan sepeda listrik.
"Selama ini kan cuma kecepatan aja Sama indikator baterai. Nah kita ada banyak fitur disini, ada RPM. Kemudian odometer Baterai voltage Sampai fault code-nya juga. Ketika Anda notice error Pengguna tahu Pak Oh errornya di komponen ini Jadi dia ketahuan," tutur Dosen Polinema, Akhsanul Habib.
Produk ini telah dikomersilkan ke pasar melalui marketplace.
Habib mengaku alat inovasi para dosen dan mahasiswa ini sudah laku di pasaran.
Baca juga: Target Mencetak Petani Milenial, Warga 18 Kelurahan di Cilegon Diberi Pelatihan Hidroponik
"Satu setengah bulan laku sebanyak 27 unit Kami juga sudah ada patentnya juga, sudah ada patennya. Sudah kami komersilkan juga. Ini juga salah satu termasuk Hilirisasi," pungkasnya.