Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anak-anak menjadi kelompok paling rentan terkena cacar monyet atau Mpox varian baru, clade Ib.
Untuk diketahui, clade Ib belum ditemukan di Indonesia.
Hal ini berdasarkan laporan dari Unicef, dimana setengah kasus Mpox atau hampir 80 persen kematian karena Mpox Republik Demokratik Kongo terjadi pada anak.
Kemudian di Burundi, hampir 60 persen kasus Mpox adalah anak dan remaja di bawah 20 tahun, di mana 21 persen kasus berusia di bawah 5 tahun.
“Karena clade Ib Mpox sekarang ini ternyata menular pada berbagai kelompok umur, termasuk anak-anak,” ucap pakar kesehatan sekaligus mantan direktur penyakit menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Senin (2/9/2024).
Baca juga: Tekan Lonjakan Kasus, WHO Desak Produsen Vaksin Monkeypox Percepat Akses Tes Diagnostik Mpox
Di beberapa negara Afrika kini sedang dilanda konflik yang banyak memunculkan pengungsi dengan berbagai masalah seperti kurang gizi pada sebagian anak.
Kondisi juga memicu terjadinya berbagai penyakit lain seperti kolera, polio maupun wabah campak.
“Ditambah lagi faktor rendahnya angka cakupan imunisasi di beberapa negara Afrika itu, Maupun keterbatasan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk diagnosis dan pengobatannya.” ungkap dia.
Baca juga: Minimalisir Penularan Mpox di Jakarta, Pemprov DKI Beri Vaksin ke Ratusan Kelompok Rentan
Anak-anak biasanya bermain bersama juga memudahkan kontak langsung satu dengan lainnya.
Bahwa kenyataan juga anak-anak tidur dan tempat tidur yang sama berdesakan di rumah yang relatif sempit.
Kondisi ini lebih memungkinkan kontak penularan terjadi.
“Negara Afrika seperti Kongo mulai mengkaji kemungkinan vaksinasi pada anak-anak dengan risiko tinggi di negaranya, bersama kegiatan pengendalian lainnya. Tentu kita berharap agar Mpox dapat dikendalikan di dunia, baik pada dewasa maupun anak-anak. Perlu upaya yang terbaik perlu dilakukan,” ucapnya.