Sementara itu, Wali Kota Solo yang juga Sekretaris DPC PDIP Solo, Teguh Prakosa, menanggapi santai dugaan pertikaian FX Rudy dengan Wawanto.
Ia mempersilakan Wawanto untuk menempuh jalur hukum.
"Sing ngancam siapa? Ya sudah suruh laporkan saja, suruh ngelaporin saja. Kecuali kowe (Wawanto) lecet atau anu, ya terserah saja," katanya, Selasa.
Teguh juga menyinggung soal etika kader saat rapat internal.
Ia menilai, kader harus bisa menempatkan diri.
"Kalau you tidak punya etika dalam menyampaikan pendapat di forum pada waktu Ketua DPC menyampaikan SK rekomendasi," tegasnya.
Sementara itu Wakil Bidang Hukum, Perundang-Undangan, dan Advokasi Rakyat DPC PDIP Kota Solo, Suharsono, menegaskan tidak ada kekerasan fisik dalam rapat dan ancaman pembunuhan internal kala itu.
"Tapi tidak ada ancaman, apalagi kekerasan fisik dan lain sebagainya. Nggak ada, tapi saya belum tahu persis yang dilaporkan seperti apa," urai Suharsono.
Ia berharap masalah itu bisa berakhir damai.
"Kita senang dengan kedamaian itu, apalagi itu juga kader partai. Kita bicara apa adanya, kita bicara secara normatif, kita bicara secara hukum."
"Kita belum sampai untuk sampai kepada pembicaraan damai atau lanjut," tutupnya, Selasa.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kronologi Dugaan Ancaman Pembunuhan FX Rudy ke Kader PDIP Solo Jateng Versi Wawanto.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto)