News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ganjar Bahas Demokratisasi hingga Desain Ekonomi dengan Para Profesor Serta Eks Pimpinan KPK

Penulis: Gita Irawan
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Gubernur Jawa Tengah (2013 - 2023) sekaligus mantan calon presiden (capres) 2024, Ganjar Pranowo, saat menghadiri diskusi bertajuk “Membangun Tata Kelola Pemerintahan Bersih dan Demokratis Pilkada yang Sehat” di Kantor Agenda 45, di Jalan Tebet Timur I Nomor 17, Jakarta Selatan pada Selasa (10/9/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah dua periode (2013 - 2023) Ganjar Pranowo berdiskusi membahas demokratisasi hingga desain ekonomi dengan sejumlah profesor dan mantan pimpinan KPK dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diinisiasi kelompok masyarakat sipil Agenda 45 pada Selasa (10/9/2024).

Para narasumber yakni pakar politik Prof Dr Ikrar Nusa Bhakti, Guru Besar Hukum Pidana UI Prof Dr Harkristuti Harkrisnowo, mantan Wakil Ketua KPK Dr La Ode Muhammad Syarief, pakar fisika Prof Dr Rosari Saleh, Prof Dr Ibnu Maryanto, dan mantan Ketua LPSK Hasto Atmojo.

Ganjar mengatakan dalam diskusi bertajuk "Membangun Tata Kelola Pemerintahan Bersih dan Demokratis Pilkada yang Sehat" di kantor Agenda 45, Jalan Tebet Timur I Nomor 17, Jakarta Selatan pada Selasa (10/9/2024) ia diminta untuk menceritakan beberapa pengalaman.

"Tentu yang pertama bagaimana demokrasi dan demokratisasi ini berjalan di republik. Kemudian institusi-institusi negara bagaimana dia berjalan pada rel yang benar sesuai konstitusi. Lalu ada catatan-catatan yang harus mendapatkan perbaikan," kata Ganjar usai diskusi.

Baca juga: Mahfud MD: Kalau Kaesang Tak Bisa Dipanggil KPK Karena Bukan Pejabat, Perlu Dikoreksi

Ganjar mengatakan, masukan dari para pakar yang menarik di antaranya adalah soal bagaimana pengelolaan KPK.

Selain itu juga, kata dia, soal bagaimana lembaga-lembaga negara peradilan, ekskutif, legislatif harus bertindak untuk menjawab tantangan ke depan itu lebih baik.

"Tentu diskusinya menarik, lebih detail, karena masing-masing membawa kasusnya. Atau barangkali desain kita untuk memperbaiki ekonomi. Wa bil khusus, apakah negara ini akan mengembangkan kemampuannya melalui potensi Sumber Daya Manusia atau Sumber Daya Alam," kata dia.

"Kalau pilihannya sumber daya alam, ingat kerusakan lingkungan, ingat dampak yang sangat negatif. Tapi kalau kita ingin mengembangkan dari sisi SDM-nya maka pendidikan tidak boleh ditinggalkan. Ini pokok-pokok diskusi yang tadi detailnya bagus banget," sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Eksekutif Agenda 45, Warsito Ellwein, menjelaskan proses demokrasi yang berjalan pascareformasi masih mengedepankan aspek formal dan prosedural dan belum menyentuh isu substansial dari demokrasi.

Pemilihan kepala daerah, menurutnya jarang sekali menghasilkan figur pemimpin yang sungguh-sungguh datang dari dinamika politik kerakyatan di daerah.

Akibatnya, lanjut dia, cita-cita penguatan otonomi daerah lewat demokrasi lokal justru terganjal oleh menguatnya oligarki di tingkat lokal dan ketimpangan ekonomi yang melebar.

Baca juga: PDIP Pilih Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo, Said Abdullah: Tidak Haram Kami di Luar

Oleh karena itu, menurut dia, perlu disiapkan suatu mekanisme seleksi ke pemimpinan daerah yang berdasarkan prinsip meritokrasi dan terbuka bagi setiap orang.

Selain itu, menurutnya hal tersebut harus ditunjang oleh pendidikan politik yang efektif, baik ke dalam partai politik maupun kepada publik luas.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini