TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - UMKM punya peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Namun, untuk tetap kompetitif di era digital, UMKM perlu berkembang dan beradaptasi dengan teknologi.
Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, edukasi dan literasi konsumen di pasar ekonomi digital sangat penting.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan konsumen Tanah Air dari risiko tertipu oleh produk impor murah yang kualitasnya mungkin tidak sebanding dengan produk lokal.
Teten menyebutkan bahwa konsumen seringkali tergoda oleh harga murah produk impor di pasar online yang seringkali mengakibatkan mereka tertipu oleh kualitas produk tersebut.
Dalam acara peringatan Hari UMKM Nasional pada Minggu (8/9/2024), Teten menekankan keyakinannya bahwa dengan edukasi dan literasi yang baik, pemasaran produk lokal berkualitas dapat meningkat.
Teten mengakui bahwa pertumbuhan pesat ekonomi digital juga membawa tantangan berupa persaingan yang semakin ketat, terutama dari perusahaan besar dan platform e-commerce internasional.
Ia juga menyoroti masalah harga predatory sebagai salah satu tantangan utama.
Sementara Project Leader LinkUMKM Nilam Nirmala mengatakan pihaknya siap melakukan pendampingan dan pelayanan kepada para pelaku UMKM lewat platform digital yang dihadirkan.
Menurut Nilam, pihaknya memiliki komunitas UMKM di mana pelaku usaha dapat berbagi pengalaman dan belajar dari sesama.
LinkUMKM kata Nilam juga terbuka untuk semua pelaku UMKM, baik yang sudah lama berbisnis maupun yang baru merintis.
Salah satu fitur yang dinilai bisa membantu para pelaku UMKM mengembangkan usahanya adalah fitur Self Assessment.
Fitur ini bisa membantu para pelaku UMKM memahami posisi dan potensi usaha mereka dengan lebih baik.
Melalui skoring, pengguna dapat mengetahui kategori usahanya, apakah masih Tradisional, Berkembang, atau sudah Modern.
Dari hasil ini, LinkUMKM memberikan rekomendasi pelatihan yang sesuai agar para pelaku UMKM bisa semakin berkembang di era digital.
“Kami percaya bahwa dengan jalur pelatihan yang tepat, UMKM dapat lebih cepat naik kelas dan berkontribusi pada ekonomi lokal bahkan nasional," ujar Nilam.
Pihaknya juga menawarkan dua jenis modul pelatihan, yaitu soft competency untuk pengembangan keterampilan dan Hard Competency yang berisi modul praktis sesuai kebutuhan bisnis.