TRIBUNNEWS.COM - Setelah ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024 sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bergegas membentuk pemerintahan baru.
Seperti diketahui Prabowo-Gibran akan dilantik sebagai presiden RI pada 20 Oktober 2024.
Prabowo-Gibran kabarnya kini mulai menyeleksi calon menteri yang akan membantunya di pemerintahan lima tahun ke depan.
Dalam prosesnya itu, Prabowo-Gibran juga berupaya merangkul partai politik (parpol) lain yang sebelumnya tidak mendukungnya di Pilpres.
Adapun, koalisi yang mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 bernama Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Terdiri dari gabungan sejumlah parpol, yakni Partai Golkar, Gerindra, PAN, PSI, PBB, Partai Gelora, Demokrat, dan Partai Garuda.
Lalu, ada empat partai yang sebelumnya merupakan penantang pasangan Prabowo-Gibran juga turut bergabung dengan KIM.
Dua di antaranya adalah NasDem dan PKB, parpol yang dulu tergabung dalam Koalisi Perubahan pendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Kemudian, dua lagi ada Partai Perindo dan PPP, parpol pendukung yang tergabung dalam koalisi pendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Terbaru adalah PKS yang memutuskan untuk bergabung dengan KIM dan akan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran selama lima tahun ke depan.
Adapun, PKS sebelumnya juga tergabung dalam Koalisi Perubahan pendukung Anies-Cak Imin.
Baca juga: Koalisi Gemuk Borong Partai Solid di Pilkada 2024, Isu Keretakan Jokowi-Prabowo Sulit Dibuktikan
Keputusan PKS itu menyusul PPP, Nasdem, dan Perindo yang telah lebih dulu menyatakan bergabung dengan KIM Plus.
Dengan bergabungnya parpol di luar KIM itu, koalisi yang mendukung Prabowo-Gibran kini semakin besar.
Sejauh ini, hanya PDIP yang belum memberikan sinyal merapat atau menjadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran.