News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Susi Air Dibakar di Papua

Akhir Drama Penyanderaan, KKB Tepati Janji Bebaskan Pilot Susi Air 3 Hari Pasca Simulasi Pembebasan

Penulis: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Philip Mark Merthens, warga negara Selandia Baru yang diculik KKB selama 19 bulan akhirnya dibebaskan pada Sabtu (21/9/2024).(DOK SATGAS DAMAI CARTENZ)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah satu tahun tujuh bulan disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens, hari ini Sabtu (21/9/2024) dibebaskan.

Kapten Philip kini bisa bernapas lega karena tak lagi dalam penyanderaan KKB.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pilot Susi Air Akhirnya Dibebaskan Setelah 1,5 Tahun Disandera KKB, Kondisinya Sehat

Diketahui Kapten Philip disandera oleh KKB kelompok Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu di Hutan Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Sejak saat itu pula tak diketahui nasib sang pilot.

Namun di berbagai kesempatan pihak TPNPB-OPM mengaku bahwa kondisi Philip Mark Mehrtens baik-baik saja.

Mereka juga sempat beberapa kali menunjukkan foto kondisi Philip Mark Mehrtens bersama anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)--sebutan pemerintah terhadap gerakan OPM.

Selama 1,5 tahun Philip Mark Mehrtens disandera, TPNPB-OPM juga tercatat sudah beberapa kali berjanji akan membebaskan sang pilot. 

Sebelum pembebasan Philip hari ini, tiga hari lalu tepatnya, Rabu (18/9/2024), Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) lagi-lagi mengumbar janji akan membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.

Baca juga: Foto-foto: Pilot Susi Air Kapten Philips Mark Bebas Setelah 1 Tahun Lebih Disandera KKB Papua

Saat itu TPNPB-OPM merilis proposal untuk pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.

Dalam proposal yang ditandatangani Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, disebutkan bahwa pembebasan Philip merupakan bagian dari misi kemanusiaan.

"Berdasarkan itu, Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB mendaftarkan nama-nama Tim Fasilitator dalam proposal ini guna menjadi perhatian oleh semua pihak dan dapat mengambil bagian," tulis proposal tersebut dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/9/2024).

Tampak Philips Mark Mehrtens duduk di samping Kapolres Mimika, AKBP I Komang Budiartha. Pilot Susi Air asal Selandia Baru itu adkhirnya dilepas KKB Papua setelah setahun lebih disandera Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga. (Tribun Papua/HO)

"Ini adalah misi kemanusiaan yang harus dan wajib didukung oleh semua pihak, termasuk pihak-pihak yang kami tidak sebutkan nama mereka dalam proposal ini," kata Sebby Sambom.

TPNPB-OPM juga membeberkan simulasi proses pembebasan Philip.

Berikut selengkapnya:

  • Pertama, pemerintah Selandia Baru diminta untuk menyiapkan pesawat sipil dengan rute Selandia Baru-PNG-West Papua (Jayapura) yang akan mendarat di Bandara Sentani.
    Pesawat tersebut diharapkan menunggu tim dari OPM untuk menjemput Philip di Nduga, Papua.
  • Kedua, TPNPB-OPM meminta agar polisi dan tentara Selandia Baru ikut serta dalam mengawal proses penjemputan pilot. 
    Dalam hal poin 2 ini, jika tidak ada pesawat dari Selandia Baru, maka kami akan menyewa Pesawat Air Niugini dari PNG.
  • Ketiga, wartawan lokal, nasional, dan internasional diminta untuk menunggu di Bandara Sentani, Papua.
  • Keempat, dua pesawat akan disiapkan untuk menjemput pilot, yang kemudian diterbangkan dari Jayapura menuju bandara yang disetujui oleh Egianus Kogoya dan pasukannya.
  • Kelima, setelah menjemput pilot di Ndugama, pesawat akan kembali ke Bandara Sentani, Jayapura-West Papua, dan setelah tiba, langsung pindah ke pesawat asal Selandia Baru atau PNG.
    Pesawat yang membawa pilot saat kembali harus melewati Papua Nugini dan melakukan konferensi pers di Jacksons International Airport di Port Moresby-PNG.
  • Terakhir, TPNPB-OPM menekankan bahwa pilot pesawat yang akan diterbangkan ke Nduga untuk penjemputan harus merupakan Orang Asli Papua (OAP).
Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens berhasil dibebaskan dan dijemput Satgas Damai Cartenz 2024 usai disandera KKB, Sabtu (21/9/2024). (Dok. Satgas Damai Cartenz)

OPM juga menyampaikan sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh pemerintah Indonesia dan Selandia Baru dalam proses pembebasan pilot Susi Air.

Mereka meminta tentara dan polisi Indonesia untuk berjiwa besar dan menjaga keamanan dalam proses pembebasan.

"Karena kami TPNPB juga berjiwa besar dan bersedia membebaskan pilot demi kemanusiaan," ujar Sebby.

KKB Tepati Janji

Ternyata kali ini TPNPB benar-benar menepati janjinya.

Sabtu (21/9/2024) hari ini, Philip Mark Mehrtens benar-benar dibebaskan setelah 1 tahun 6 bulan disandera.

Pembebasan ini dilakukan Tim Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024, S.

"Ya benar sekali, hari ini kami berhasil menjemput Pilot Philip dalam keadaan sehat. Pilot kami terbangkan dari Nduga langsung menuju Timika," kata Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024, Kombes Bayu Suseno dalam keterangannya, Sabtu.

Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens berhasil dibebaskan dan dijemput Satgas Damai Cartenz 2024 usai disandera KKB, Sabtu (21/9/2024). (Dok. Satgas Damai Cartenz)

Bayu menyebut penjemputan Kapten Philip ini dilakukan di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga.

Selanjutnya, Kapten Philip langsung dibawa ke ruangan khusus untuk dilakukan mitigasi medis sekaligus memastikan kondisi psikologis pilot dalam keadaan stabil setelah disandera sekian lamanya.

"Setelah dilakukan mitigasi, akan dilanjutkan dengan konferensi pers. Silakan rekan-rekan media dapat hadir ke posko kami di Mako Brimob Batalyon B/Timika untuk mendengar langsung isi konferensi pers dari para pejabat," ucapnya.

Sementara itu, Kaops Damai Cartenz 2024 Brigjen Pol Faizal Ramadhani menyebut upaya pembebesan Kapten Philip ini dilakukan dengan pendekatan lunal atau soft approach.

"Kami mengedepankan pendekatan melalui tokoh agama, tokoh gereja, tokoh adat dan keluarga dekat dari Egianus Kogoya. Pendekatan ini penting dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa baik dari aparat, masyarakat sipil dan sekaligus menjaga keselamatan dari pilot itu sendiri," tuturnya.

Philip Mark Merthens, warga negara Selandia Baru yang diculik KKB selama 19 bulan akhirnya dibebaskan pada Sabtu (21/9/2024).(DOK SATGAS DAMAI CARTENZ) (Via Kompas.com)

Butuh Waktu 2 Bulan Siapkan Proposal

Bulan Agustus lalu, Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyatakan akan membebaskan pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens.

Mengutip Kompas.com, Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengaku telah menghubungi Panglima Tertinggi TPNPB Egianus Kogoya.

Sebby meminta pertimbangan dari Egianus Kogoya terkait pembebasan Philips.

"Pada tanggal 3 Agustus 2024, saya berbicara langsung melalui video call dengan Panglima Egianus Kogoya mengenai pembebasan pilot," kata Sebby Sambom melalui pesan suara dikutip dari Kompas.com, Sabtu (3/8/2024).

Setelah memberikan masukan terkait berbagai keuntungan dan kerugian dari penyanderaan Philips, diputuskan bahwa pilot Susi Air tersebut akan dibebaskan.

"Saya sudah memberikan saran tentang untung rugi pilot ini kami tahan semuanya dan panglima dan pasukan, mereka mengerti dan menyetujui untuk bebaskan pilot. Dan mereka meminta juru bicara dengan kepala staf bisa mengeluarkan proposal untuk membebaskan pilot," ucap Sebby.

Sebby menambahkan TPNPB membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan untuk menyiapkan proposal pembebasan pilot tersebut.

Selain itu, Sebby menyampaikan pesan dari Egianus agar seluruh tokoh Papua, baik dari kalangan gereja maupun pemerintahan, dapat bersepakat mengenai pembebasan ini yang dilakukan atas dasar kemanusiaan.

Aparat pemerintahan dan militer juga diminta untuk tidak membuat ancaman.

"Jika Anda ingin berbicara dengan pilot, Anda perlu datang dan berbicara langsung dengan pasukan di lapangan," kata Sebby.

Awal Mula Penyanderaan Philips

Berikut perjalanan kasus penyanderaan Philip Mark Mehrtens oleh KKB:

Penyanderaan pilot Susi Air bermula saat pesawat Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023).

Komandan Korem 172/PWY, Brigjen TNI J.O Sembiring, membenarkan pesawat Susi Air dibakar.

Menurutnya, pesawat Susi Air di Nduga diduga dibakar KKB pimpinan Egianus Kogoya.

"Benar pesawat Susi Air sudah dibakar."

"Pelaku pembakaran diduga kuat adalah Kelompok Separatis Teroris pimpinan Egianus Kogoya," ujarnya, Selasa, dikutip dari Tribun-Papua.com.

Keberadaan Captain Philip Mark Mehrtens tidak diketahui terhitung sejak 7 Februari 2023 pasca-pembakaran pesawat Susi Air di lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga.

Sampai saat ini pilot Susi Air asal Selandia Baru itu masih dijadikan sandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Upaya penyelamatan terus diupayakan TNI untuk pembebasan melalui pendekatan dialog melalui tokoh masyarakat, tokoh agama, dan Pemerintah Kabupaten Nduga.

Pada November 2023 lalu, KKB Papua kembali mengancam bakal menembak pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens.

Ancaman ini disampaikan oleh pimpinan KKB Kabupaten Nduga, Egianus Kogoya dalam sebuah video berdurasi 48 detik.

Dalam video tersebut, Egianus menegaskan memberikan waktu dua bulan kepada pemerintah Indonesia untuk bernegosiasi.

Namun, jika pemerintah Indonesia tidak menggubris negosiasi tersebut, Egianus dan anak buahnya tidak segan untuk menembak Kapten Philips.

"Jika Indonesia dan negara tidak bicara untuk Papua, saya kasih waktu dua bulan, kalau tidak saya akan tembak. Saya hanya kasih waktu dua bulan," tuturnya dalam video tersebut.

Egianus juga meminta kepada dunia internasional mendesak pemerintah Indonesia agar bertanggung jawab ketika akhirnya Kapten Philips ditembak.

"Negara semua tuding Indonesia, kalau tidak saya akan tembak," ujarnya.

Egianus pun turut menuntut agar Indonesia mengaku kemerdekaan Papua Barat.

Hanya saja, jika tuntutan tersebut tidak dituruti, maka Philips akan ditembak.

"Kalau tentara dan Indonesia tidak mengakui kemerdekaan kami, maka saya akan kasih tembak," tuturnya.

Ancaman serupa juga pernah disampaikan KKB pada 26 Mei 2023 lalu.

Hal tersebut diketahui dari video yang diterima media asal Inggris, Reuters.

Dalam video tersebut, terlihat Mehrtens begitu kurus sembari memegang bendera Bintang Kejora yang merupakan simbol dari Kemerdekaan Papua.

Selain itu, Philips Mehrtens juga dikelilingi oleh anggota KKB yang menurut seorang analis tengah membawa senjata serbu yang diproduksi di Indonesia.

Mehrtens terlihat berbicara di depan kamera dan mengatakan bahwa KKB ingin negara-negara selain Indonesia untuk berdialog terkait kemerdekaan Papua.

Sumber: (Tribunnews/Abdi Ryanda Shakti/wik) (Tribun-Papua.com) (Kompas.com) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini