News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Susi Air Dibakar di Papua

Satgas Damai Cartenz Ungkap Strategi Pendekatan Lunak Dalam Pembebasan Kapten Philip Marthens

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz 2024, Brigjen Faizal Ramadhani.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilot asal Selandia Baru Philip Mark Marthens dibebaskan setelah kurang lebih satu tahun tujuh bulan menjadi sandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya. 

Marthens dibebaskan pada Sabtu (21/9/2024) setelah diculik di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada 7 Februari 2023.

Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz 2024, Brigjen Faizal Ramadhani mengatakan, keberhasilan tim gabungan TNI-Polri dan Satgas Damai Cartenz dalam upaya pembebasan Philip Marthens mengedepankan strategi soft approach (pendekatan lunak).

Strategi tersebut dipilih Satgas Damai Cartenz karena masyarakat Papua adalah masyarakat yang menjunjung tinggi adat dan kekerabatan. 

Hal tersebut merupakan nilai-nilai utama dari masyarakat Papua.

Baca juga: Profil Edison Gwijangge, Negosiator Bebasnya Pilot Susi Air & Jemput Langsung Kapten Philip di Nduga

Sehingga, yang pertama kali perlu dilakukan Satgas adalah mengidentifikasi hubungan relasi kekerabatan KKB.

"Soft approach penting dilakukan untuk meminimalisir korban jiwa dari aparat, masyarakat sipil, dan sekaligus menjaga keselamatan dari Pilot Philip," kata Brigjen Faizal kepada wartawan, Minggu (22/9/2024).

Dari awal upaya pembebasan berlangsung, Satgas Damai Cartenz sudah melakukan proses identifikasi terhadap KKB pimpinan Egianus Kogoya ini. 

Baca juga: Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens Dibebaskan, KKB Minta Tebusan?

Satgas melakukan profiling soal hubungan kekerabatan para anggota KKB tersebut dengan para tokoh di Papua. 

"Kemudian kami lakukan profiling secara adatnya bagaimana, siapa dia, orang mana, bapaknya dari mana, ibunya dari mana, dan ini penting identifikasi. Sehingga dari situ kami bisa memahami," ungkapnya.

Lalu pihaknya mencari orang yang mungkin bisa diajak bicara untuk jadi tim negosiator dengan kelompok Egianus Kogoya.

Setelah mengidentifikasi relasi tersebut, Satgas kemudian memilih sejumlah tokoh untuk melakukan pendekatan soft approach terhadap KKB. 

Di antara tokoh tersebut adalah Kapolres Timika AKBP I Komang Budiartha yang sempat menjabat sebagai Kapolres Nduga dan dan eks Pj Bupati Nduga Edison Gwijangge. 

Keduanya dianggap sebagai tokoh yang mampu menjalin relasi dan menjadi negosiator Satgas Damai Cartenz dengan KKB dalam upaya pembebasan Philip Marthens.

"Mereka cukup mampu berbaur dengan masyarakat dan diidentifikasi oleh KKB ini cukup bagus nih hubungan-hubungan kekerabatannya," ujarnya.

Faizal menambahkan, strategi soft approach ini pada dasarnya adalah cara Faizal mempraktikkan disertasinya kala menempuh jenjang pendidikan doktoral. 

Dalam disertasi yang berjudul 'Pemolisian Pada Penanganan Konflik Komunal Dengan Pendekatan Kearifan Lokal' tersebut, Faizal berkeyakinan kearifan lokal mampu menjadi cara untuk penyelesaian konflik.

"Basic grand theorynya di situ (disertasi). Tapi yang paling utama sebenarnya kalau untuk penyelesaian masalah kita harus fokus dan terjun langsung ke Papua. Kita harus paham karena Papua sangat luas, kemudian satu daerah ke daerah lain itu ternyata banyak suku, banyak bahasa, banyak hal yang tidak bisa serta-merta digeneralisir," katanya. 

Ia berpandangan, saat ini kecenderungannya dalam penyelesaian permasalahan di Papua, banyak pihak selalu menggeneralisir. 

Kelemahan awalnya itu adalah seringkali menyimpulkan permasalahan Papua dari luar Papua. 

"Padahal ya harus involve (terlibat langsung) ya di Papua, karena tiap permasalahan di daerah Papua itu spesifik," ujarnya. 

Brigjen Faizal menilai pada prinsipnya Satgas Damai Cartenz tidak bisa berdiri sendiri dalam menyelesaikan seluruh permasalahan di Papua. 

Pasalnya, Satgas Damai Cartenz ini adalah operasi kepolisian dengan strategi penegakkan hukum, sehingga perlu berkoordinasi dan berkolaborasi dengan stakeholder lain dalam upaya penyelesaian masalah di Papua. 

"Itu sebenarnya sudah dilakukan oleh Damai Cartenz, bukan hanya kita bekerjasama dengan teman-teman TNI atau teman-teman kewilayahan, tapi juga kita bekerjasama dengan pemerintah daerah, kita bekerjasama dengan tokoh adat, tokoh gereja. Karena tidak mungkin bisa sendirian, itu sudah pasti tidak bisa berhasil," kata Faizal.

Murni Hasil Negosiasi

Menkopolhukam Hadi Tjahjanto mengatakan bawah tidak ada yang diminta dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) untuk membebaskan sandera Pilot Susi Air Philip Mark Marthens.

Menurut Hadi, bebasnya kapten Philip murni hasil negosiasi panjang yang dilakukan Satgas Damai Cartenz.

”Tidak ada (biaya tebusan, red) tidak ada yang mereka minta, kita hanya pendekatan secara persuasif,” katanya usai penyerahan Kapten Philip ke Dubes Selandia Baru di Lanud Halim PK, Jakarta, Sabtu (22/9/2024).

Namun baik Kapten Philip dan Dubes Selandia Baru tak ikut dalam jumpa pers.

Menkopolhukam menuturkan proses negosiasi pembebasan sangat panjang oleh satgas dari TNI Polri yang terus dilakukan dari waktu ke waktu, dari hari ke hari memantau perkembangan di wilayah Nduga Papua. 

“Dan kita besyukur apa yg kita inginkan di lapangan, bisa berjalan dengan baik. Namun dalam proses negosiasi, bahwa keterlibatan Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat Gereja semuanya sangat memengaruhi dalam proses pembebasan,” urainya.

Dalam waktu 1 tahun 7 bulan lamanya negosasi dilakukan oleh satgas dibantu selurug komponen.

”Alhamdulillah, kita bisa menyelesaikan seluruh tugas ini dengan baik,” ucap Hadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini