TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang pelantikan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih, nama calon menteri beredar luas dan menjadi perhatian.
Namun, di sisi lain, ada pula sosok yang menolak meski sudah ditawari langsung oleh Prabowo.
Dalam catatan, setidaknya ada tiga orang yang pernah menolak tawaran menjadi menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran. Siapa saja?
1. Hashim Djojohadikusumo
Adik kandung Prabowo yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini mengaku mendapat tawaran menjadi menteri di era pemerintahan yang dipimpin kakak kandungnya, Prabowo Subianto, dan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Namun ia menolak tawaran itu dan beralasan ingin berada di luar pemerintahan.
Pernyataan itu pernah disampaikannya dalam pertemuan APEC Business Advisory’s Council di Hutan Kota by Plataran, Gelora Bung Karno, Agustus lalu.
"Saya mau sampaikan bahwa supaya ada sebuah kejelasan, saya tidak akan jadi menteri. So, ada lowongan, satu kursi menteri masih ada," kata Hashim.
Ia juga berkelakar, jabatan yang akan dia pegang sangat terhormat di pemerintahan mendatang. Dia mengaku akan bertugas menyampaikan pesan dan berkorespondensi di dalam proses birokrasi yang kerap macet.
2. Luhut Binsar Pandjaitan
Purnawirawan jenderal yang merupakan orang kepercayaan Presiden Jokowi ini pada Mei lalu pernah mengungkap bahwa dirinya menolak tawaran Prabowo yang meminta dirinya menjadi menteri di kabinet mendatang.
"Beliau sudah minta, saya sudah sampaikan, kalau untuk jadi menteri saya tidak. Tapi, saya siap membantu sesuai permintaan beliau sebagai penasihat, kalau itu masih diminta," kata Luhut kepada wartawan di Kawasan Kura Kura Bali, Denpasar, Bali.
Meski menolak tawaran sebagai menteri, Luhut berkenan jika diminta Prabowo menjadi penasihat presiden.
Sebelumnya Luhut memang telah menyatakan niatnya untuk pensiun sebagai menteri. Meskipun dia mendukung penuh Prabowo dan Gibran, dia tidak mau menduduki jabatan pada pemerintahan Prabowo.